Film Ketu7uh, Kisah Pilpres dari Mata Rakyat  

Reporter

Rabu, 30 Juli 2014 16:35 WIB

Seorang petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) 15 Purbonegaran mengenakan baju prajurit Bregodo Keraton Yogyakarta berjaga-jaga saat Pemilu Presiden di kelurahan Terban, kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta (9/7). TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemilu presiden tak melulu soal "perang" antarcalon, antarrelawan, ataupun antartim sukses Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Bagi tim WatchdoC, pemilihan presiden juga berkisah tentang orang biasa, orang terpinggirkan, yang mencari asa, perubahan, lewat pemilihan yang berlangsung sekali dalam lima tahun itu.

Ketu7uh adalah film terbaru WatchdoC, rumah produksi yang mengambil spesialisasi film dokumenter. Sejak 2009, rumah produksi berisi jurnalis-jurnalis video itu sudah menggarap banyak seri atau film dokumenter, baik untuk stasiun televisi swasta maupun pribadi. Program Market Story di Bloomberg adalah salah satu karya WatchdoC.

Lewat Ketu7uh, WatchdoC mencoba mengangkat pemilu presiden dari kacamata orang biasa. "Kami berangkat dari pandangan, tanggapan soal pemerintahan sebelumnya, dan apa harapan mereka pada presiden berikutnya," ujar produser Ketu7uh, Hellena Yoranita Souisa, kepada Tempo, Kamis, 24 Juli 2014. Pandangan orang biasa, menurut dia, bahkan lebih penting dibanding pandangan para anggota tim sukses yang dijejalkan ke khalayak selama ini.

Hellena menuturkan pemilu terlihat berbeda dari sisi orang-orang yang umumnya tinggal di wilayah pinggiran. Misalnya, pemilu itu ternyata tidak "rusuh", tidak "hiruk-pikuk", seperti yang dibayangkan orang selama ini. "Ya, ternyata tidak ada keributan apa-apa. Kami mencoba melihat suasana pemilu yang berbeda itu, yang tidak mengacu pada kubu tertentu," katanya.

Hellena berkata, mereka yang tampil dalam Ketu7uh dipilih secara acak dan tersebar di berbagai wilayah, mulai Indramayu, Tangerang, Jakarta, Ende, hingga Samarinda. Karena tokoh-tokoh utama dokumenter ini berasal dari berbagai wilayah, belasan jurnalis video dikerahkan. Total ada 17 jurnalis terlibat dalam pembuatan dokumenter ini. Sebanyak 12 orang merupakan kru WatchdoC dari Jakarta, sementara sisanya kontributor daerah.

"Kebetulan tiap kami liputan ke daerah, kami melakukan workshop terhadap jurnalis-jurnalis video baru. Kami punya banyak kenalan di daerah yang bisa membantu," kata Hellena.

Menurut Hellena, film yang syutingnya berlangsung sejak awal tahun ini dibuat dengan dana WatchdoC sendiri. Itu sebabnya, film ini tidak berorientasi keuntungan. Rencananya, begitu film ini selesai, mereka akan screening roadshow ke berbagai daerah. "Film ini belum selesai. Kami masih menunggu proses pelantikan. Saya tidak bisa bilang apakah sisi gugatan hasil pemilu ini akan kami masukkan juga atau tidak," ujarnya. (Baca juga: Gugatan Prabowo ke MK Dinilai Lemah)

Secara terpisah, Raff Beding, salah satu jurnalis yang terlibat dalam produksi, mengatakan Ketu7uh adalah proyek film yang menarik. Ia mengibaratkan produksi film ini seperti penelitian tentang pemilu dengan orang-orang biasa sebagai obyeknya. "Saya fokus pada sisi-sisi manusianya," ujar Raff kepada Tempo via pesan elektronik.

Trailer Ketu7uh sudah muncul di YouTube sejak 22 Juli 2014. Ketika tulisan ini dibuat, trailer hitam-putih itu sudah beredar di berbagai situs jejaring sosial dan menarik komentar-komentar positif dari netizen. "Merinding liat trailer film dokumenter Yang Ketu7uh," ujar salah satu tweep, @Rinjenong. Akun @alfredoodenis pun menyarankan Presiden RI ketujuh Joko Widodo untuk melihatnya. "Watch it and congrats Mr. Joko Widodo," ujarnya.

Selebtweet pun tak ketinggalan meninggalkan komentar untuk film yang kabarnya tidak akan hitam-putih seperti trailer-nya. Penulis Dewi Dee Lestari lewat akun @deelestari mengaku berkaca-kaca melihat trailer-nya. (Baca juga: Film Transformers Digugat Perusahaan Cina)

ISTMAN M.P.



Berita Lainnya:
Jimly Asshiddique: Pilpres Saat Ramadan Itu Berkah
Jokowi Belum Berencana Silaturahmi dengan Prabowo
Tim Prabowo Tak Percayai Mahfud
Situs Berita Palsu Sama dengan Kampanye Hitam

Berita terkait

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

6 jam lalu

Kondisi Rumah Murah Program Jokowi di Villa Kencana Cikarang: Banyak yang Terbengkalai

Kondisi rumah murah program Jokowi di Villa Kencana Cikarang mayoritas terbengkalai dan tak berpenghuni

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

6 jam lalu

Kementerian ESDM Masih Bahas Soal Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Kementerian ESDM terus berkomunikasi dengan kementerian Keuangan untuk mengkaji arif bea keluar untuk ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

8 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

9 jam lalu

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

Pansel KPK bertugas menyeleksi para calon pimpinan KPK sebelum diserahkan kepada DPR untuk melakukan tes uji kepatutan dan kelayakan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

9 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

9 jam lalu

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyebut taman peringatan di Ibu Kota Nusantara bisa jadi lokasi kunjungan tamu negara

Baca Selengkapnya

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

10 jam lalu

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

Busyro Muqoddas tak ingin KPK kian terpuruk setelah pimpinan yang dipilih lewat pansel hasil penunjukkan Jokowi bermasalah

Baca Selengkapnya

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

11 jam lalu

Sederet Hal terkait Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Maju Pilgub 2024

Presiden Jokowi menyiratkan langkah Kapolda Jateng Ahmad Luthfi untuk menjadi bakal calon Gubernur Jateng tidak ada kaitan dengannya.

Baca Selengkapnya

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

12 jam lalu

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

Presiden Jokowi mengatakan pembukaan modeling Budidaya Ikan Nila Salin (BINS) ini karena ada permintaan pasar yang sangat besar. Berikut sederet fakta

Baca Selengkapnya

Jokowi Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Freeport Lagi, Ini Sebabnya

12 jam lalu

Jokowi Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Freeport Lagi, Ini Sebabnya

Presiden Jokowi akhirnya memberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga oleh PT Freeport Indonesia yang tadinya berakhir pada 31 Mei 2024

Baca Selengkapnya