Penyanyi Jazz Indonesia Monita Tahalea (kanan) berkolaborasi dengan gitaris Oele Pattiselanno (kiri) pada hari terakhir "Jakarta International Java Jazz Festival 2012" di area JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (4/3). ANTARA/Saptono
TEMPO.CO, Jakarta - Kemacetan memang membuat pusing, termasuk bagi penyanyi Monita Tahalea, 26 tahun. Walau sudah tinggal di pusat kota, daerah Gambir, Jakarta Pusat, ia tetap merasa kesulitan menerabas padatnya lalu lintas Ibu Kota. "Pergi ke mana-mana tetap saja macet," katanya kepada Tempo pada Selasa, 3 Desember 2013, di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.
Ojek pun menjadi solusinya. Ia menyebut dirinya ojekers. Yang jadi langganannya adalah Antor, singkatan dari Anak Toraja, yang ia panggil bang. Menurut dia, Antor adalah pahlawannya karena selalu siap sedia mengantarnya ke mana pun.
Pernah, ketika banjir hebat di Jakarta awal Januari lalu, Monita yang harus mengisi acara di Grand Melia Kuningan diantar Antor menerobos banjir. Celana dan sepatunya sampai basah. Seru. "Kami berbagi suka-duka, deh. Jadi Bang, never let me go, ya," kata Monita terkekeh.
Yang membuat Monita jadi klien tetap adalah karena Antor tidak pernah memasang tarif. Antor dinilainya juga taat lalu lintas dan tidak pernah melintas di trotoar. Itu yang dia suka. Tapi Monita agak gondok kepada Antor saat perkenalan pertama. "Saya asli Betawi, Neng," kata Monita meniru ucapan Antor. Dikiranya Antor itu adalah keturunan Toraja.