Narkoba, Godaan Slank Saat Berada di Puncak Karir
Editor
Hadriani Pudjiarti
Sabtu, 30 November 2013 17:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Narkoba dan karir memang sepintas bukan seperti dua sisi mata uang. Tetapi dalam situasi tertentu keduanya punya keterkaitan satu sama lain. Dalam perjalanan karir seorang bintang atau mereka yang berjaya di panggung hiburan misalnya, selalu saja narkoba menggoda dan membuai sang bintang, idola atau diva yang tengah berjaya. Seperti yang dialami grup band Slank (Baca: Rahasia Slank Tetap Bertahan di Usia 30 Tahun). "Narkoba pernah menjadi godaan terberat Slank," kata Bunda Iffet, manajer Slank dan ibu kandung Bimbim, drummer grup musik ini.
Bunda Iffet (Baca: Bunda Iffet: Slank Punya 4 Kunci dalam Berkarya) dalam wawancara melalui imel pada dua kesempatan Februari lalu dan Minggu, 24 November 2013 menuturkan saat berada di puncak karir Slank di era 1990-an, grup band ini sempat jatuh ke dunia narkoba. "Sebagai seorang ibu tentu tak siap menghadapi kenyataan pahit ini. Apalagi mereka tengah berada di puncak sukses dalam karir bermusiknya," kata wanita berkerudung ini yang menjelaskan puncak karir Slank pada 1996 bersamaan dengan godaan narkoba yang membuai anak-anaknya.
"Awalnya saya masih bisa tolerir terhadap permintaan mereka, setiap manggung harus memakai narkoba. Dalam setiap konser yang diberi fasilitas menginap di hotel. Di dalam kamar hotel mereka sellau mencicipi dan menikmati barang laknat itu. Jadi ketika di kamar pakai narkoba dan saat di panggung," kata Bunda Iffet.
Nasehat serta dukungan supaya Slank mau meninggalkan barang laknat itu belum digubris, hingga akhirnya Slank harus kehilangan personilnya Indra, Bongki dan Pay. Tahun 1996 saat Slank pecah, Bunda Iffet mengambil alih menjadi manajer mereka yang tak hanya mengurusi soal konser dan manggung, yang utama justru mengarahkan dan melepaskan Kaka dan Bimbim dari jeratan narkoba.
"Kaka dan Bimbim masih terbuai dengan narkoba putaw, meski dtinggalkan ketiga teman yang sudah memilih berubah tak lagi pakai barang haram. Sedih bukan main, tetapi saya tak pantang menerah untuk mengembalikan kembali anak-anak saya tercinta dan grup musik ini," kata Bunda Iffet.
Kehadiran dan peran keluarga terutama Bunda Iffet, ibu Bim-Bim, sangat besar terhadap lepasnya Bim-Bim dan Kaka dari jeratan narkoba. "Bunda adalah seorang ibu yang menjelma menjadi malaikat. Dia begitu sabar dan telaten merawat gue dan Bim-Bim layaknya bayi. Bunda luar biasa, gue dan Bimbim menyebut beliau adalah bidadari Slank," kata Kaka yang diamini Bimbim di markas besar Slank, Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Kamis, 21 November 2013.
Berkat perjuangan dan usaha Bunda Iffet serta kemauan keras Bimbim dan Kaka, akhirnya bisa lepas dari barang laknat pada tahun 2000. "Sebuah perjuangan besar akhirnya Bimbin dan Kaka bisa sembuh. Saya bersyukur kepada Tuhan mereka bisa lepas dari godaan narkoba yang mebuai," ujarnya.
"Kalau ada yang bilang narkoba itu bikin good atau doping wahid buat berkarya bohong. Jangan percaya itu. Jaman dulu, gue dan Kaka pakai karena seperti ditarik ke sono. Tetapi sumpah enggak asik berkarir dengan narkoba, bukan bikin prestasi tapi bikin sakit. Syukur berkat Bunda, gue dan Kaka terbebas," kata Bimbim pada Kamis, 21 ovmeber 2013 di markas Slank, Jalan Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Dan Bimbim menampik kalau narkoba bikin motivasi atau kreatif bagi penyanyi, musisi dan seniman Indonesia. "Enggak bener itu, di dunia juga enggak berlaku. Ya kalau dari awalnya sosok si pemusik itu hebat ya memang hebat meski dia make narkoba. Kalau dasarnya si musisi enggak oke terus mau dopping atau motivasi pake narkoba jadi bagus ya enggak bisa juga.
Narkoba, motivasi dan prestasi adalah hal berbeda enggak bisa dikaitkan," ujar Bimbim panjang lebar.
HADRIANI P
Topik Terhangat
Dokter Mogok | Penyadapan Australia | Duel El VS Farhat Abbas | 30 tahun Slank Jokowi Nyapres |
Berita Terpopuler
Nagita Slavina, Jadi Incaran Raffi Ahmad?
Anisa Rahma Puji Penampilan Cherrybelle
Syahrini Kalahkan Agnes Monica
Jokowi Buka Rahasia Soal Baju Putihnya