Chairman Java Jazz Festival Production Peter F Gontha (tengah) bersama Presiden Direktur Java Jazz Festival Production Dewi Gontha (kiri) dan Program Koordinator Java Jazz Festival Eki Puradireja (kanan). ANTARA/Teresia May
TEMPO.CO, Jakarta - Sepuluh tahun mendampingi sang ayah membuat festival jazz tingkat internasional menjadi kenangan tersendiri bagi Dewi Gontha. "Yang paling berkesan itu, ya, bekerja dengan bapak saya itu (Peter Gontha)," katanya kepada Tempo berapa waktu lalu di Hotel Sultan, Jakarta.
Menurut Presiden Direktur PT Java Festival Production ini, sang ayah adalah orang yang sangat keras dan memiliki banyak tuntutan. "Beliau itu sangat demanding dan tuntutannya sangat tinggi kepada saya dan tim," ujar Dewi.
Menurut dia, sifat ayahnya itu datang karena memang sang ayah sudah memiliki banyak pengalaman di dunia bisnis. "Karena pengalamannya itu sudah sangat kaya, jadi ekspektasi dia itu sangat tinggi terhadap cara kerja kami. Enggak boleh kurang," ujarnya. Ia mengatakan, bila sang ayah meminta A, Dewi dan seluruh tim harus sudah tahu ke mana tujuan akhir "bos besar"nya.
Walau mengaku sudah pensiun untuk mengurus Java Jazz Festival, tapi sang ayah masih terus memantau pekerjaan Dewi. "Apalagi bagian program dan masalah keuangan," kata Dewi. Peter selalu mengingatkan untuk fokus mencari uang dan mengingatkan agar jangan sampai salah menghitung keuangan yang masuk dan keluar.
"Pokoknya mecut-mecutin kita. Kan latarnya ekonomi," katanya. "Saat ini kami memang enggak bisa melebihi dia. Kan kami masih anak-anak baru," kata Dewi, yang mengaku masih mau terus belajar.