TEMPO.CO, Karangasem - Acara bertaraf Internasional, Miss World 2013 yang dihelat di Bali memang bisa menjadi salah satu ajang pertukaran budaya. Kegiatan Miss World 2013 yang datang ke Pura terbesar Bali, Pura Besakih salah satu contohnya. Ketika para gadis cantik dari berbagai dunia ini datang ke pura itu, mereka langsung terpukau kepada keindahan candi yang bertingkat-tingkat itu.

Dengan reflek mereka pun langsung mengambil foto dari berbagai angle dengan latar tempat peribadatan Hindu itu. Namun tidak hanya tempat ibadah itu yang menjadi obyek foto para wanita dari berbagai belahan dunia itu. Mereka pun langsung meminta rekannya mengambil foto diri mereka dengan masyarakat adat setempat. "Coba ambilkan fotoku dengan gadis cantik ini," kata Marine Lorphelin, Miss France 2013 kepada rekannya pada Rabu 11 September 2013 di Pura Besakih, Karangasem, Bali.

Marine menyukai para gadis cilik yang menyambut para kontestan Miss World 2013 dengan melemparkan bunga ketika para wanita ini melewatinya. Para gadis yang mengenakan kebaya putih, sarung Bali, dan selendang di pinggang serta rambut bersanggul ditambah pemanis bunga kamboja di salah satu telinganya ternyata menarik perhatian para puteri ini. Tidak hanya Miss France yang kepincut dengan budaya masyarakat lokal ini. Putri-putri lain pun menyempatkan diri berhenti untuk berfoto bersama dengan gadis-gadis atau putra-putra kecil itu.

Ternyata daya tarik sebaliknya pun muncul. Banyak para remaja Bali yang juga mengenakan kebaya atau ikat kepala yang juga ingin mendapatkan foto bersama para puteri cantik dengan wajah berbagai karakter itu. Tidak hanya para remaja, ibu-ibu dan bapak-bapak masyarakat adat Bali yang juga memakai pakaian adat itu pun banyak yang meminta foto dengan para wanita itu. "Kami kan ingin juga berfoto dengan wanita-wanita cantik dunia ini," kata Wayan, salah satu masyarakat adat yang berfoto dengan Miss Aruba pada kesempatan itu.


MITRA TARIGAN