(Ki-ka) Irfan Aulia, Aldriaviadi, Aria Dinata, Konde dan Erik Partogi Personil Band SamSonS saat foto bersama usai memberikan keterangan kepada wartawan terkait Vokalis, Single dan Album Baru SamSonS di The Foundry, Jakarta (21/8). TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Jakarta - Kepekaan terhadap kondisi sosial yang ada di negeri ini menjadi inspirasi bagi Irfan Aulia Irsal, gitaris grup band Samsons, untuk menciptakan lagu bertema kritik sosial dan nasionalisme dalam album terbaru. (baca: Album Keempat Tanpa Bams)
"Ini jadi salah satu inovasi band. Kita coba angkat kritik sosial, karena banyak politikus yang mengedepankan kepentingan. Sehingga, kita menyebutnya transformator. Banyak hal yang bisa berubah karena kepentingan, " kata Irfan di kawasan SCBD, 21 Agustus 2013.
Menurut Irfan, perkembangan cara berpikir yang dirasakan masing-masing personel Samsons, membuat band ini mulai tergerak untuk turut mengangkat sebuah nilai kritik dan juga kebanggaan terhadap bangsa dalam musik mereka. "Kita semakin dewasa dalam melihat hal-hal yang sifatnya sosial, jadi lebih kritis dan itu natural aja, enggak dibuat-buat. ni merupakan fenomena yang harus kita bagi," kata Irfan.
Tema nasionalis yang turut mereka angkat pun bertujuan untuk kaum muda yang punya peran penting bagi kemajuan bangsa. Irfan pun menerangkan bahwa tema nasionalis yang mereka angkat menggunakan cara penyampaian yang mudah, "Kita merasa bahwa modalnya bangsa yang kuat itu ada dalam generasi muda."
Kritik yang disampaikan band ini dalam lagu diakui Irfan menggunakan diksi dan perumpamaan yang lugas. Hal tersebut dipilih agar tidak terkesan frontal dalam menyampaikan kritik, namun masih bisa cukup mewakili karakter Samsons sebagai sebuah band.
"Kita enggak bercerita tentang hal yang terlalu ekstrim, kalau kita rasa diksi yang cukup lugas, enggak yang bener-bener puitis. Sehingga, orang saat mendengar akan mengerti," kata dia.