Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan (kanan) didampingi istri Ingrid Kansil (tengah) menghadiri peringatan Hari Koperasi (Harkop) ke-65 Provinsi Jawa Timur di Jombang, Jawa Timur, Minggu (8/7). ANTARA/Syaiful Arif
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan model iklan Ingrid Kansil kena kabar yang tak mengenakkan. Istri menteri UKM Syarif Hasan ini diisukan tertangkap basah oleh suaminya di kamar, sedang berduaan dengan seorang pria yang diduga anak tirinya. Kabar ini pertama kali muncul di Twitter dari akun @Triomacan2000. Meski tidak disebutkan nama Ingrid secara jelas, tapi akun tersebut menyebutkan istri ketiga dari sang menteri, yang muda, cantik dan molek.
Tapi pemain sinetron ini santai saja menanggapi kabar tersebut, yang tentunya sudah mencemari nama baiknya. Ingrid tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Hari ini, Rabu 15 Mei 2013 Ingrid mendatangi acara deklarasi nasional Asosiasi Tani Hutan dan Nelayan di Sagaranten, Sukabumi.
"Aku diminta speech di sana," kata Ingrid lewat BlackBerry Messenger, Selasa 14 Mei 2013.
Kedatangan Ingrid ke Sukabumi sekaligus mengunjungi masyarakat Sukabumi yang akan menjadi daerah pemilihannya pada 2014. "Insya Allah saya maju lagi dengan dapil Sukabumi," kata anggota komisi VIII DPR RI. Ingrid mewakili Jawa Barat IV dari partai Demokrat, bersaing dengan Desy Ratnasari yang diusung Partai Amanat Nasional (PAN).
Wanita kelahiran Cianjur, 9 November 1976 ini menikah dengan Syarif Hasan pada 1999, seorang duda tiga anak. Hasil pernikahan tersebut dikaruniai seorang anak perempuan Ziankha Amorette Fatimah Syarief. Ingrid pernah dijuluki ratu iklan karena banyaknya produk iklan yang dibintanginya. Wanita cantik ini juga pernah mendukung beberapa sinetron seperti Cahaya, Lia, Safa dan Marwah.
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
3 hari lalu
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.