TEMPO.CO, Amsterdam - Museum Van Gough di Amsterdam telah dibuka kembali setelah tujuh bulan di renovasi. Pembukaan dibareng dengan pameran bertajuk Van Gough At Work, merupakan sebuah pameran yang menunjukkan hasil kerja seorang seniman besar yang tidak pernah menikmati kesuksesan selama hidupnya.
Museum Van Gogh merupakan museum terluas dengan kumpulan karya-karya sang seniman. Jika dihitung total jumlah koleksi termasuk 200 lukisan, 500 gambar, dan lebih dari 700 surat, ditambah dengan koleksi cetakan Jepangnya. Museum tersebut juga diperkaya dengan variasi koleksi karya seni abad ke-19 dari para seniman yang mampu merepresentasikan aliran impresionis dan post-impresionis, yang terinspirasi dari Van Gogh.
Lukisan terbaru adalah potret diri, Van Gogh yang melukis dirinya sendiri di belakang kanvas dengan kuas dan palet di tangan. Dalam waktu dekat akan dipamerkan pula palet serta cat asli yang digunakan Van Gogh.
Marije Vellekoop, kepala bagian koleksi, mengatakan bahwa barang koleksi tersebut diawetkan oleh Dr. Paul-Ferdinand Gachet, seorang dokter yag merawat Van Gogh pada bulan terakhir sebelum aksi bunuh diri yang ia lakukan pada tahun 1890.
Walaupun Van Gogh menerima sedikit pengakuan selama hidupnya dan berhasil menjual sebagian kecil lukisannya, Gachet memutuskan untuk menyimpan beberapa peralatan milik pasiennya tersebut. "Dr. Gachet melihat kualitas kerjanya, ia melihat suatu prospek yang bagus di masa depan.Sebanyak 145 lukisan dan sketsa yang ditampilkan hampir dua kali lipat dari jumlah koleksi museum pada umumnya," kata Vellekoop.
Lukisan yang dipamerkan juga akan menjadi perhatian adalah sumflowers" Van Gogh yang terkenal, digantung di dua sisi lukisan portrait yang didominasi warna hijau yang diketahui bernama "La Berceuse."
Dalam sebuah surat yang masih bertahan, Van Gogh diindikasikan akan membuat lukisan yang biasanya digantung di tiga museum berbeda. Tiga museum menampilkan sebuah replika dari suratnya, yang menunjukkan sketsa dari tiga lukisan dalam bentuk miniatur.
