TEMPO.CO, Jakarta - Saking gandrungnya, para penikmat olahraga polo tak segan berpelesiran ke Thailand, Australia, Singapura. Bahkan hingga Argentina, negara yang disebut sebagai ibukotanya polo, untuk menjajal rumput dan latih tanding dengan pemain di sana. Selain bertemu pemain lain, alasannya adalah musim polo di Indonesia pendek karena berbenturan dengan musim hujan. (Baca: Polo, Olahraga Raja-Ratu Sosialita)
"Di Indonesia musim polo hanya sekitar tujuh bulan, sementara di Singapura bisa sampai sepuluh bulan," kata Del J Mear, pria Amerika yang telah lima tahun ini ketagihan bermain polo. Tak cuma untuk latihan, pria yang di Jakarta mengelola bisnis di bidang arsitektur ini juga tak segan ke luar negeri untuk menonton pertandingan polo, termasuk Estencia Jagorawi Cup di Singapura.
Saat memasuki musim polo, Nusantara Polo Club juga menggelar pertandingan antar-atlet binaan klub ini. Sebagai catatan, atlet binaan ini adalah tim yang membawa nama Indonesia ke beberapa pertandingan internasional, salah satunya SEA Games 2007 di Thailand. Sayang Indonesia pulang tanpa medali.
Dalam tiga tahun terakhir tim polo dari India, Argentina dan Malaysia juga sempat melakukan pertandingan persahabatan di lapangan klub ini. "Memang tidak menang, tapi lumayan menambah pengalaman," kata Acep Krisnandar, salah satu atlet polo yang telah tujuh tahun berada di klub ini.
Dalam pertandingan tersebut, klub ini tak jarang mengundang para sosialita, kalangan pejabat, maupun pebisnis. Dalam Nusantara Cup 2012, Agustus lalu misalnya, mantan peragawati Nana Krit, Syahrini, juga Basuki Tjahja Purnama, sebelum menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, pernah menghadiri pertandingan ini. (Baca: Kenapa Sosialita Gandrungi Olahraga Polo?) Selengkapnya baca Gemerlapnya Dunia Sosialita.
