Anang dan Ashanty saat konferensi Pers setelah acara resepsi pernikahan di Hotel Shangrila, Jakarta, (20/5). TEMPO/Wisnu Agung Praseyo
TEMPO.CO, Jakarta - Beredar kabar acara ngunduh mantu pasangan Anang Hermansyah dan Ashanty memakai anggaran daerah Kabupaten Jember, Jawa Timur. Ketika dikonfirmasi, Anang membantahnya.
\"Tidak ada itu. Kasian pak Bupati dong. Tanya saja sama Bupatinya,\" kata Anang saat ditemui di Stasiun Kereta Api Gambir, Jakarta, Selasa, 3 Juli 2012.
Kabar miring tersebut berhembus kencang lantaran acara \'ngunduh mantu\' mereka digadang-gadang bakal digelar dengan kemewahan, sama seperti acara pernikahannya beberapa waktu lalu. Mendengar itu, Anang kembali membantah.
Menurut Ashanty, seharusnya masyarakat Indonesia melihat acaranya bukan karena kegemerlapan melainkan kebersamaan. Menurutnya, ngunduh mantu merupakan hal biasa yang digelar ketika orang baru menikah.
\"Banyak kok yang ngunduh mantu. Cuma bedanya kita didukung sama Bupati. Akan dibuat meriah karena melibatkan masyarakat Jember juga,\" ujarnya.
Seperti diberitakan, sejumlah orang yang tergabung dalam Forum Masyarakat Tertindas (Format) menuding acara yang dilakukan Bupati Jember Muhammad Zainal Abidin Djalal itu menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
\"Acara itu dimasukkan dalam acara Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ), yang dananya tidak transparan dalam APBD,\" ujar koordinator Format, Kustiono Musri.
Menurut Kustiono, perhelatan untuk pasangan Anang-Ashanty itu tidak pantas karena dilakukan di tengah keprihatinan habisnya dana pengobatan untuk ribuan warga miskin yang tidak tertangani program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) dan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda).
\"Meskipun Anang berasal dari Jember, tapi ia dan istrinya bukan keluarga bupati,\" ujarnya.
Sederet Kader PDIP yang Baru Masuk Jelang Pemilu 2024, Ada Once Mekel hingga Ferdinand Hutahaean
18 Januari 2024
Sederet Kader PDIP yang Baru Masuk Jelang Pemilu 2024, Ada Once Mekel hingga Ferdinand Hutahaean
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut tak merasa kehilangan setelah Maruarar Sirait menyatakan mundur. Dia mengibaratkan satu pergi seribu kembali. Siapa saja kader PDIP yang baru?