Dongeng Afrika Bicara Tragedi 1965

Reporter

Editor

Selasa, 19 Juni 2012 18:23 WIB

Salah satu adegan dalam pentas teater boneka berjudul Mwathirika oleh Papermoon Puppet Theatre di Institut Francaise Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/6). Cerita berlatar pada peristiwa penangkapan dan eksekusi tanpa pengadilan pasca 30 September 1965. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Papermoon Puppet Theatre asal Yogyakarta akan menggelar pertunjukan keliling di Amerika Serikat pada September hingga Oktober 2012. Kelompok yang memadukan boneka dan aktor manusia di satu panggung itu akan menampilkan lakon "Mwathirika", bahasa suku Swahili di Afrika Timur, yang artinya "korban".

Pertunjukan ini pernah mereka pentaskan beberapa kali. Terakhir mereka mementaskannya selama tiga kali pada 15-16 Juni 2012 di ruang auditorium Institut Francais Indonesia (IFI), Bandung. Ruang berkapasitas 300 orang itu penuh. Tiket seharga Rp 30 ribu per orang juga selalu ludes di setiap pertunjukan.

"Mwathirika" berangkat dari tragedi 30 September 1965. Kisahnya pun, seperti tertulis di layar, dipersembahkan bagi para korban peristiwa kelam itu. Sutradara Maria Tri Sulistyani tak hanya berkutat pada persoalan Partai Komunis Indonesia, tapi meluaskannya pada kisah penghilangan dan pelenyapan manusia oleh rezim penguasa.

Tokoh utamanya Tupu, bocah perempuan yang tak sanggup lagi meniup peluit merahnya dengan nyaring sejak ayahnya, Baba, dibawa tentara dan tak pernah kembali. Kakaknya, Moyo, yang berusaha mencari sang ayah, juga ikut lenyap diseret tentara bertopi hijau berbentuk gunung dan bertopeng burung pemakan bangkai.

Tupu bertanya ke orang-orang, tapi tak mendapat jawaban. Akhirnya ia sadar bahwa kini ia harus hidup sendiri. Peluit merahnya berbunyi lirih memanggil Baba dan Moyo. Suara peluitnya makin pilu lalu senyap. Tubuhnya bergetar didekap kesunyian.

Seluruh kisah itu mengalir tanpa kata selama hampir 60 menit. Pemain hanya bersuara ketika memanggil nama-nama tokoh atau menguatkan suasana hati yang gembira atau kecewa. Narasi selanjutnya dibangun lewat gerak tubuh boneka yang dimainkan satu-dua pemain. Selain boneka, pemain orang berwujud tentara, badut, dan hakim pengadilan militer juga muncul. Mereka ikut menguatkan dan membingkai alur serta suasana bersama musik, deretan teks, dan video di layar latar.

Maria dan suaminya, Iwan Effendi, sebagai Direktur Artistik Papermoon Puppet Theatre, membuat pertunjukan itu untuk mengingatkan soal sejarah kehilangan, tapi, "Kami tidak bicara tentang siapa yang membunuh siapa," tulis mereka dalam booklet pementasan.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

11 hari lalu

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

Agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun ini melibatkan siswa-siswi SMA, mulai dari persiapan, pemain, penulisan cerita, kostum, hingga tata cahaya

Baca Selengkapnya

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal

Baca Selengkapnya

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.

Baca Selengkapnya

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.

Baca Selengkapnya

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya