TEMPO.CO, Jakarta - Film My Name is Khan seperti sebuah ramalan buruk bagi bintang film kondang asal India, Shah Rukh Khan. Dalam film yang beredar pada 2010 itu, ada adegan Khan tertahan di bandara di Amerika Serikat.
"My name is Khan and I am not a terrorist!" kata Khan di film itu. Dia harus mengulang-ulang kalimat itu untuk meyakinkan petugas imigrasi bandara.
Perlakuan tak menyenangkan dalam adegan itu ternyata benar-benar dialami sang bintang Hollywood di dunia nyata. Kamis, 12 April 2012, Khan, yang pernah dinobatkan majalah Time sebagai Hero Asia, diintimidasi dan diinterogasi selama 1,5 jam oleh petugas imigrasi di Bandara White Plains, sekitar New York, Amerika Serikat.
Padahal Khan datang ke Negeri Abang Sam diundang oleh Universitas Yale untuk memberikan kuliah umum soal industri film. Dia datang dengan jet pribadinya. Kantor berita Press Trust of India melaporkan Khan sangat marah atas kejadian tersebut. Tapi dia tak berkutik. Petugas imigrasi terus mencecarnya.
Khan baru bebas setelah dia berhasi menelepon seorang petinggi Universitas Yale. Sang petinggi ini lalu sibuk menelepon pejabat keamanan dan bea cukai bandara setempat. Setelah itu, barulah Khan lolos.
"Saya mulai merasa sombong tentang diri saya. Saya selalu melakukan perjalanan ke Amerika dan orang-orang imigrasi menendang bintang dari bintang," kata Khan menceritakan pengalaman pahitnya di depan mahasiswa Universitas Yale, seperti dikutip BBC.
Mimpi buruk itu bukan yang pertama kali di alami Khan. Pada 2009, ia juga pernah ditahan pihak imigrasi Amerika Serikat selama dua jam di Bandara Newark. Ia baru dibebaskan setelah pejabat Kedutaan Besar India di Amerika Serikat ikut campur.
Kejadian ini sampai membuat pejabat Amerika Serikat meminta maaf. "Kami meminta maaf jika Bapak Shah Rukh Khan mengalami ketidaknyamanan atau penundaan aktivitas," ujar Humas Kedutaan Besar Amerika Serikat di New Delhi, Petrus Vrooman, seperti dikutip BBC.
India tetap dongkol terhadap insiden itu. Pada Desember 2010, Duta Besar India Meera Shankar ditahan dan digeledah petugas keamanan di salah satu bandara di Amerika Serikat. Sejumlah laporan menyebutkan ini terjadi gara-gara Shankar satu-satunya penumpang yang berpakaian sari. Karena itu, Menteri Luar Negeri India S.M. Khrisna mencemooh Amerika serikat. "Permintaan maaf Amerika Serikat sudah seperti mesin otomatis," ujarnya.