TEMPO.CO, Jakarta - Seniman Arita Safitri menyuguhkan karya berupa kreasi hasil guntingan dan ukiran kertas dalam pameran bertajuk "The Exotic Spirit", karya Arita Safitri, di Rumah Budaya Tembi, Jalan Gandaria 1, No. 47 B, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, hingga 24 Januari 2012.
.
Secara otodidak Arita menyelami mahakarya ini selama dua tahun. Di saat frustrasi yang memuncak akibat cedera tangan, Arita yang sesungguhnya adalah seorang pianis pun harus gantung impian selama 15 tahun. Sebuah kecelakaan mencederai tangannya pada 1998 silam, tatkala tengah giat menempuh gelar Master Piano di Freibugh im Breisgau, Jerman.
Pada sekitar tahun 2000 saya ke Eropa dan melihat seorang Cina menggunting kertas dan membuat pola. Dia tak mau mengajarkannya pada saya hingga akhirnya saya hanya bisa mengamatinya sampai selesai, ujarnya. Sejak itu seniman kelahiran 4 Januari 1968 ini kepincut dan mulai berotodidak.
Tanpa menggunakan pola, kertas kado dilipat empat, lalu ia mulai mengurai bentuk vignette mengikuti aliran kemauannya. Polanya sudah ada di kepala, katanya. Seperti karya bertajuk Mutiara Borneo yang bermotif Kalimantan. Nama mutiara diambil dari jenis kertas yang disebut kertas kado mutiara karena memang warnanya mengkilat bak kulit mutiara. Karya inilah yang paling lama pengerjaannya, yakni selama dua bulan. Karena jenis kertasnya tergolong susah diukir, katanya.
Lalu meliriklah pada karya berjudul Alas Tinggah. Sebuah motif ukiran bernuansa Bali. Karya ini diilhami dari sebuah resital piano dengan komposisi gamelan Bali, dimainkan oleh empat orang dalam dua piano. Di samping Mutiara Borneo, sebuah ukiran bentuk biru bulat terlihat tak bernama. Entah namanya apa, saya membuat itu terilhami dari judul komposisi Didi AGP, berjudul Neo Spirit Journey, ucapnya.
Untuk karya termungil, Arita mengukir sebuah motif gunungan (biasa ditemui dalam motif wayang) pada kertas berukuran kurang dari satu sentimeter. Uniknya Arita tak harus melipat kertas. Ia bahkan mengukir Tribuana, Resi, Wening, dan Renjani dengan kertas terbentang.
AGUSLIA HIDAYAH
Berita terkait
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa
34 hari lalu
Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
Baca SelengkapnyaGrey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman
41 hari lalu
Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.
Baca SelengkapnyaBelasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal
16 Oktober 2023
Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance
Baca SelengkapnyaSelasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel
23 September 2023
Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.
Baca SelengkapnyaPameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar
19 September 2023
Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.
Baca SelengkapnyaKelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung
4 September 2023
Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.
Baca SelengkapnyaFenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika
20 Agustus 2023
Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.
Baca SelengkapnyaLato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung
19 Juni 2023
Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.
Baca SelengkapnyaGaleri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia
21 Mei 2023
Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.
Baca SelengkapnyaPameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri
7 April 2023
Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.
Baca Selengkapnya