Pengakuan Korban Pembatalan Konser CNBlue  

Reporter

Editor

Selasa, 20 Desember 2011 15:18 WIB

Group Band Asal Amerika Serikat Train mengajak pengemarnya untuk bernyanyi bersama di atas panggung saat konser yang bertajuk "Train Live In Concert" di Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta, (5/12). TEMPO/ Agung Pambudhy

TEMPO.CO, Jakarta - Korban pembatalan konser CNBlue, boy band Korea Selatan, tak cuma maestro pianis Ananda Sukarlan, tapi juga sejumlah mahasiswa Jakarta. Ananda sempat menjadi korban “alamat palsu”. Komposer musik klasik ini mengisahkan kekesalannya atas pencatutan alamat Yayasan Musik Sastra Indonesia dan Ananda Sukarlan Center oleh Starlight Management dalam blog pribadinya, andystarblogger.blogspot.com. (Lihat: Ananda Sukarlan Tertimpa “Alamat Palsu”).

Sejumlah korban lain belakangan mengisahkan pengalamannya. Frita Kaumbo, mahasiswa berusia 23 tahun asal Manado, misalnya, sengaja membuka tabungannya demi bisa menyaksikan konser CNBlue. Duit sudah keluar Rp 1.056.000 untuk dua tiket kelas skyblue, tiket termurah. "Itu tabungan dari kerja sampingan," kata Frita pada Selasa, 20 Desember 2011.

Frita tak menyangka konser yang seharusnya berlangsung 26 November 2011 itu dibatalkan. Dalam situs resminya, dua hari sebelum perhelatan, Starlight Indonesia mengumumkan alasan pembatalan konser. Mereka gagal menggenapi salah satu poin dari perjanjian dengan artis, yaitu memenuhi 80 persen kapasitas tempat hingga tiga hari sebelum acara. Starlight berjanji bertanggung jawab untuk mengembalikan uang pembelian tiket yang mekanismenya akan diumumkan kemudian.

Bagaimana realisasinya? "Mereka janji mau mengembalikan uang tiket, tapi tidak memberi batas waktunya sampai kapan," keluh Frita. Perempuan yang sedang studi kedokteran ini tetap berharap uangnya bisa kembali. Dua pekan lalu, manajemen Starlight mengiriminya surat elektronik dengan alamat pr.starlight@yahoo.com dan pesan bahwa promotor berjanji mengembalikan biaya tiket. Itulah pesan terakhir yang diterimanya. Hingga kini uang belum diterimanya.

Maria Wijaya lebih beruntung. Mahasiswi Universitas Bunda Mulia ini berhasil mendapatkan pengembalian duit dari Starlight senilai Rp 2.530.000 untuk empat tiket pada Sabtu, 17 Desember 2011. "Itu pun setelah aku cecar di Twitter dan e-mail. Aku bilang mau dibawa ke jalur hukum," kata gadis berusia 21 tahun itu.

Sebelum membeli tiket, sebenarnya Maria punya firasat tidak enak. Ia agak ragu membeli tiket dari Starlight karena promotor ini belum pernah mendatangkan artis. "Sudah diingetin teman, tapi karena aku suka CNBlue, ya aku beli," katanya.

Tapi, cinta idola mengalahkan logika. Maria kalap memborong empat tiket. Lalu muncul kasus pembatalan konser. "Sekarang kalau mau beli konser, aku lihat promotornya," kata Maria yang mengaku bersedia menjadi saksi apabila kasus ini dibawa ke jalur hukum.

Dalam situsnya, Starlight menyatakan akan bertanggung jawab penuh kepada pembeli tiket konser. Perihal mekanisme pengembalian tiket akan diumumkan secepatnya. Data di situs resmi mereka, baru sekitar 80 orang yang memperoleh uang pengembalian tiket, dari 3.600 tiket yang terjual. Selain memberikan alamat palsu, ternyata promotor ini tidak terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Kini sejumlah pembeli tiket telah mengadukan kasus ini ke Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia untuk mendapatkan hak mereka.

DIANING SARI

Berita terkait

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

1 hari lalu

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

Berikut empat tips agar terhindar dari modus penipuan transaksi digital. Contohnya pinjaman online dan transaksi digital lain.

Baca Selengkapnya

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

2 hari lalu

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

Surat berlogo dan bersetempel KPK tentang penyidikan korupsi di Boyolali ini diketahui beredar sejumlah media online sejak awal 2024.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

3 hari lalu

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

Jika Anda tak ingin menerima SMS spam atau penipuan, lakukan ikuti langkah berikut.

Baca Selengkapnya

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

7 hari lalu

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

Vietnam kembali melakukan tindakan keras dalam pemberantasan korupsi dengan memenjarakan konglomerat minuman ringan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

14 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.

Baca Selengkapnya

Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

17 hari lalu

Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.

Baca Selengkapnya

Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

20 hari lalu

Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

Disebutkan, ada sedikitnya 24 dosen dari Universiti Malaysia Terengganu yang telah dicatut namanya dalam sejumlah makalah Guru Besar Unas ini.

Baca Selengkapnya

'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

20 hari lalu

'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

Wanita 'Crazy Rich' Vietnam dijatuhi hukuman mati atas perannya dalam penipuan keuangan senilai 304 triliun dong atau sekitar Rp 200 T.

Baca Selengkapnya

Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

25 hari lalu

Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

Hati-hati penipuan melalui percakapan teks yang mengatasnamakan kurir dalam fitur pesan instan saat menggunakan platform belanja online.

Baca Selengkapnya