Empati dalam Karya Abstraksi Coky  

Reporter

Editor

Senin, 11 Juli 2011 13:21 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Ada 60 panel lukisan di atas selembar kanvas berukuran 5,4 meter persegi itu. Dengan rupa-rupa warna yang melatarbelakangi, masing-masing berukuran 30 x 30 sentimeter, di dalamnya berisi coretan yang membentuk bermacam citra lukisan binatang. Dari badak, kucing, burung, harimau, ikan, kura-kura, hingga kupu-kupu.

Itulah satu di antara lukisan karya Tjokorda Bagus Wiratmaja berjudul Multiculture. Bersama belasan karyanya yang lain, perupa muda kelahiran Ubud, Bali, 17 Februari 1984, yang akrab disapa Coky itu, menggelar pameran tunggal di Tujuh Bintang Art Space, Yogyakarta, dengan tema “Safari Abstraksi” yang berlangsung dari 7-11 Juli ini.

Bagi Coky, Multiculture adalah sebuah penghargaan pada keragaman. Seperti halnya kehidupan manusia, binatang memiliki budaya dan tabiatnya sendiri. Namun, keragaman itu tak bisa dipisahkan satu sama lain. Di hutan, misalnya, hidup seekor gajah. Dari kotoran gajah bersumber makanan bagi binatang yang lain. “Jangan kita memenggal budaya itu,” kata dia berfilosofi.

Dalam karya-karyanya, Coky tak lagi berpedoman pada sosok obyek yang dilukisnya. Detail binatang tak lagi tertuang di atas kanvas. Sebaliknya, dia hanya mengekpresikan bentuknya. Karya abstrak, kata dia, bertumpu pada kesan-kesan yang ingin ditampilkan.

Pada karya berjudul Dunia Merah, misalnya, Coky melukis gajah sebagai obyek utama. Apa yang yang menjadi ciri paling utama dari seekor gajah? Tubuh gemuk, gading, dan kuping lebar. “Kesan itulah yang ditangkap dari gajah,” ujarnya.

Dunia Merah mencitarakan seekor gajah tergantung di atas selembar kanvas merah darah. Tubuhnya terbalik dengan 4 kaki menyatu. Menurut dia, lukisan itu terinspirasi oleh sebuah peristiwa perburuan liar gajah Sumatra. Bangkai binatang itu bergelimpangan di dalam hutan dan tergantung dimana-mana ditinggalkan pemburu setelah mengambil gadingnya.

Peristiwa perburuan dan kekejaman itu dia gambarkan melalui pemilihan warna. Tubuh gajah dia gambarkan dengan campuran merah, cokelat, putih, biru, hijau, dan ungu. “Sengaja saya pilih warna merah untuk background. Itu ekspresi kemarahan saya terhadap perburuan liar.”

Karya Coky dalam pameran kali ini berbeda dengan karya sebelumnya. Selama 8 tahun, dia perupa yang menekuni lukisan ikan dalam bentuk realis dan figuratif. “Dulu saya memang fokus ke ikan,” katanya. Pemilihan obyek itu, lanjut dia, berasal dari kegemarannya memancing. “Ada sekali warna dan bentuk ikan, itu yang menginspirasi saya.”

Kurator pameran Hendra Himawan menilai Safari Abstraksi merupakan jembatan bagi kesenirupaan Coky. Dari realis-figuratif menuju abstrak. Pilihan terjun ke karya abstrak bukanlah pilihan mudah. Apalagi kini sangat jarang perupa yang menekuni bentuk abstrak. Secara visual dan artistik, kata dia, karya abstrak Coky memperlihatkan kematangan kesenirupaannya.

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

41 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

48 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya