TEMPO.CO, Jakarta - Film Kupu-Kupu Kertas yang akan kembali tayang di bioskop pada 26 September 2024 memotret kisah cinta di antara perpecahan ideologis saat peristiwa G30S. Para aktor yang terlibat dalam film ini mengaku mendapatkan pelajaran khusus usai memerankan karakter-karakter yang hidup di masa-masa penuh ketegangan tersebut.
Saat wawancara dengan Tempo pada Rabu, 4 September 2024, para pemeran berbagi refleksi tentang keterlibatan mereka dalam Kupu-Kupu Kertas dan pandangan mereka terhadap sejarah kelam tersebut.
Chicco Kurniawan Jadi Melek Sejarah agar Tak Terulang Lagi
Aktor Chicco Kurniawan berperan sebagai Ikhsan, pemuda dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU) yang dihadapkan pada konflik dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), mengungkapkan bahwa peran yersebut membuatnya lebih memahami sejarah. "Aku jadinya melek sama kejadian ini. Jadi pas reading tuh kita dikasih banyak cerita tentang sejarah," kata Chicco.
Bagi Chicco, adanya film Kupu-Kupu Kertas membuat kesadaran akan sejarah menjadi sangat penting supaya peristiwa serupa tidak terulang kembali. “Maksudnya, dengan kita punya kesadaran itu, rasanya kalau misalnya suatu saat aku punya pilihan secara personal yang bisa affecting (berdampak) ke siapapun,” ujarnya menambahkan.
Cara Samo Rafael Belajar Konflik Sejarah dari Drama
Samo Rafael, yang memerankan Rasyid, mengungkapkan bahwa fokus utamanya dalam memerankan tokoh tersebut adalah menggali konflik internal yang terjadi pada masa itu, yakni tahun 1965. Ia mengakui, naskah film tersebut juga fokus ke pendalaman drama dengan latar sejarah.
"Jadi gue fokusin lebih ke dramanya aja. Drama itu bukan cuma cinta-cintanya, tapi juga konflik, civil war is drama (perang sipil adalah drama)," ujarnya. Aktor berdarah Indonesia-Prancis itu menilai, Kupu-Kupu Kertas memberikan kesempatan untuk melihat sejarah dari perspektif yang berbeda. “Yang gue ambil lebih ke belajar dari perspektif orang lain pada zaman itu,” ungkapnya.
Ony Serojawati Kagum dengan Detail Sejarah dalam Film Kupu-kupu Kertas
Aktris Ony Seroja Hafiedz berperan sebagai Aida dalam Kupu-Kupu Kertas. Ia mengaku sangat puas dengan detail-detail sejarah yang dihadirkan dalam film ini. Bagi Ony, film tersebut berhasil menggambarkan realitas pahit yang terjadi pada masa G30S. "Yang gue puas dari film ini tuh detail-detail kejadian banyak banget yang diceritakan. Bagaimana penguburan massal itu memang bener ada. Bahkan di penjuru kota di Jawa Timur," ujar Ony.
Istri dari Ridho Hafiedz, gitaris Slank itu juga menyoroti bahwa Kupu-Kupu Kertas berhasil menyampaikan pesan yang kuat tentang persaudaraan yang terpecah oleh ideologi. “Doktrin-doktrin bahwa Ansor dan PKI itu sebenernya berisi orang-orang yang sebenernya saudara. Ideologi yang bikin mereka ‘kalah jadi arang menang jadi abu’ itu harusnya nggak boleh terjadi,” tuturnya.
Film Kupu-Kupu Kertas karya sutradara Emil Heradi, mengangkat latar belakang peristiwa pemberontakan G30S dan pembantaian 62 pemuda Gerakan Pemuda (GP) Ansor di Banyuwangi pada 1965. Kisahnya berpusat pada Ikhsan (Chicco Kurniawan), seorang pemuda NU, yang menjalin hubungan cinta dengan Ning (Amanda Manopo), putri dari keluarga anggota PKI. Selain Chicco, Samo, dan Ony, film Kupu-Kupu Kertas juga diperankan oleh Reza Oktovian, Fajar Nugra, juga Ayu Laksmi.
Pilihan Editor: Sutradara Film Kupu-Kupu Kertas Tegaskan Netralitas Karya Berlatar Konflik NU-PKI 1965
Catatan redaksi: Judul dan sebagian isi artikel diubah pada Senin, 30 September 2024 pukul 18.50 dengan menghilangkan kata PKI.