Pada 1914, 38 pemuda Amerika kelas menengah dari berbagai wilayah berangkat ke skuadron Lafayette Escadrille, Prancis.Di antara mereka ada Blane Rawlings (James Franco), yang meninggalkan Arizona karena ranch keluarganya disita bank. Lantas ada Brigss Lowry (Tyler Labine), yang memilih pergi mendaftarkan diri karena malu akan keahliannya yang pas-pasan meski orang tuanya kaya-raya. Ada lagi pemuda kulit hitam Eugene Skinner (Abdul Salis), yang meninggalkan profesi petinju dan pindah ke Prancis karena Negeri Eiffel itu toleran terhadap warga kulit hitam.Ada pula si pemuda misterius Eddie Beagle (David Ellison), yang selalu kesulitan menembak sasaran di pesawat. Beagle ternyata pernah terlibat tindakan kriminal, kendati memulangkan kembali uang hasil rampokannya.Mereka punya pilihan berbeda dari kebanyakan pemuda, yakni bergabung sebagai sukarelawan di divisi infanteri atau korps ambulans. Motivasi mereka hanyalah bagaimana bisa belajar terbang. Akhirnya, mereka menjadi pilot pertama dari Amerika sebelum Negeri Abang Sam itu terlibat dalam pasukan sekutu pada Perang Dunia I (1917).Para penerbang pertama ini mendapat pendidikan di bawah komando skuadron angkatan udara Prancis pimpinan Kapten Georges Thenault (Jean Reno) dan dipandu penerbang jagoan Reed Cassidy (Martin Henderson), yang bersikap sinis karena banyak anak buahnya yang gugur saat menjalankan tugas.Skuadron tersebut membutuhkan keberanian dan tenaga pemuda Amerika yang belum pernah merasakan pertempuran udara sesungguhnya. Kelemahan ini masih ditambah buruknya kemampuan pesawat milik Prancis yang bersayap ganda. Akibatnya, pertempuran mereka melawan penerbang dan pesawat pasukan Jerman menjadi tidak seimbang. Ini terlihat dari beragam kesulitan yang mereka hadapi, seperti kanon sering macet, peluru tidak ada, pesawat sulit dikendalikan dan mudah ditembus peluru musuh, atau para pilot terbang tanpa dilengkapi parasut.Kisah ini dibumbui romantika ketika pesawat Rawlings terjatuh di desa perbatasan dengan wilayah pendudukan Jerman. Ia bertemu dengan Lucienne (Jennifer Decker), pemasok susu dan keju ke rumah prostitusi bagi para tentara. Perempuan yang mengasuh dua keponakan setelah kakaknya mati akibat bom itu membuat Rawlings jatuh hati. Dengan bantuan pesawat, ia menolong evakuasi Lucienne dan dua anak kecil ke Prancis, tempat mereka berjanji bertemu setelah perang usai. Penulis skenario David S. Ward, yang pernah bergabung dalam tim penulis Sleepless in Seattle, memberi andil menciptakan adegan percintaan manis di tengah peperangan.Kendati penceritaannya lemah, sampai perlu tiga penulis, kisah ini tidak seperti film Pearl Harbour yang berlatar sejarah tapi adegan amat bergaya Hollywood.Film drama sejarah ini mengambil lokasi di Inggris, dengan keindahan sinematografinya. Sineasnya, Tony Bill, peraih Oscar dalam film The Sting, memanfaatkan bantuan komputer grafis untuk menghasilkan adegan pesawat dan pertempuran udara. Awalnya, ia mencoba menggunakan replika pesawat masa Perang Dunia I, tapi gagal setelah mengalami kecelakaan.Yang menarik, tidak ada studio besar yang mendukung dana pembuatan film ini. Akibatnya, sekumpulan pembuat film, termasuk produser Dean Devlin (dikenal dengan film Independence Day dan The Patriot) serta David Ellison (pilot jempolan, juga putra penemu Oracle Corporation), merogoh kocek sendiri sebesar US$ 60 juta untuk memasarkannya.Judul: FlyboysSutradara: Tony BillSkenario: Phil Sears, Blake T. Evans, David S. WardPemain: James Franco, Jean Reno, Abdul Salis, Briggs Lowry, Martin HendersonProduksi: MGM ProductionJenis: Drama dan sejarah perangEVIETA FADJAR P