Europalia Indonesia, Diplomasi Budaya Indonesia di Eropa
Minggu, 17 September 2017 01:30 WIB
TEMPO.CO, Brussels - Europalia Art Festival Indonesia diumumkan secara resmi kepada media-media lokal melalui konferensi pers yang berlangsung di Europalia Centre, Brussels, Belgia, Jumat, 15 September 2017, jam 14.00 waktu setempat. Dalam interior gedung Dynasty Palace yang dirancang oleh Jules Ghobert dan Maurices Hoyoux dalam rangka Universal Expo tahun 1958 itu terdapat sentuhan karya arsitek Indonesia, Faisal Habibi, seniman asal Bandung lulusan Institut Teknologi Bandung.
Sepanjang 4 bulan kedepan hingga Januari 2018, interior karya Faisal Habibi tersebut akan menjadi pusat informasi dengan sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan Europalia Indonesia. Konferensi pers hari itu juga menjadi peresmian karya Faisal tersebut.
Pada kesempatan konferensi pers, hadir sejumlah tokoh penting, seperti Menteri Luar Negeri Belgia Didier Reynders, Ketua organisasi induk Europalia Count Jacobs de Hagen, dan Duta Besar Luar Biasa Republik Indonesia untuk Belgia merangkap Luxemburg dan Uni Eropa Yuri Octavian Thamrin.
Selain itu, ada Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Ananto Kusuma Seta, Direktur Europalia Koen Clement, Direktur Artistik Dirk Vermaelen, Musisi Belgia asal Gent Dijf Sanders, dan kurator Europalia untuk seni pertunjukan, Arco Renz.
Dalam kata sambutannya, Didier Reynders mengatakan, hadirnya Indonesia sebagai tamu kehormatan di festival seni Europalia memantapkan hubungan diplomatik yang memang sudah dirintis sejak lama dengan Indonesia. "Indonesia adalah partner penting bagi Belgia dari segi politik, ekonomi, bahkan hingga pertahanan dan keamanan," kata Reynders. "Dengan 17 ribu pulau, ratusan etnis dan ragam bahasa, politisi dan pemimpin di Belgia jelas punya kepentingan untuk belajar bagaimana menjaga keseimbangan dari Indonesia," tambahnya.
Politisi belgia yang juga anggota partai liberal MR (Movement Réformateur) ini menegaskan pentingnya hubungan dengan Indonesia difasilitasi dari berbagai lini mengingat posisi Republik Indonesia dari segi geopolitik. Menurut Reynders, di ASEAN, Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara, menjadi yang terdepan dalam hubungan diplomatik, pertumbuhan ekonomi dan dianggap sebagai patokan dalam hal demokrasi.
"Hadirnya Indonesia sebagai tamu di Festival Seni Europalia adalah salah satu langkah strategis dan penting dihadirkan di Eropa khususnya di Belgia untuk mengokohkan pondasi hubungan diplomatik antara kedua negara."
Selanjutnya: Selamat kepada penyelenggara
<!--more-->
Reynders juga tidak lupa memberi selamat kepada para penyelenggara yang membuat Europalia Indonesia ini terwujud. Pria asal Liège ini menyatakan kekagumannya atas keberhasilan berbagai pihak untuk bekerjasama dalam menyelenggarakan festival seni budaya dalam skala besar.
"Saya ikut bangga dengan kolaborasi antarpihak yang saya tahu tidak mudah dan pasti menghadapi banyak tantangan baik dari segi teknis maupun artistik. Semoga kerja keras berbagai pihak ini bisa dinikmati oleh publik," katanya.
Duta Besar Luar Biasa Republik Indonesia untuk Belgia, Octavian Thamrin, menyatakan kebanggaannya terhadap diselenggarakannya Europalia Indonesia di Eropa. "Indonesia adalah negara pertama Asia Tenggara yang menjadi tamu di Europalia dan negara keempat di Asia setelah Jepang, Cina dan India. Europalia bagi kami adalah diplomasi budaya untuk memperkenalkan keragaman seni budaya Indonesia yang jumlahnya tidak terbatas," kata Yuri.
Pria yang juga pernah menjabat sebagai Duta Besar RI di Inggris tersebut mengharapkan Europalia Indonesia sebagai mimbar budaya yang strategis untuk menonjolkan Indonesia dari segi keragaman beragama, penegakan demokrasi sekaligus juga menunjukkan Indonesia sebagai masyarakat modern yang mampu sejajar dengan negara-negara lainnya tidak hanya dalam bidang politik, ekonomi dan pertahanan keamanan, namun juga seni budaya.
"Europalia kami anggap lebih dari sekedar acara budaya, namun juga kesempatan investasi," kata Yuri. Tidak lupa Yuri mengingatkan bahwa dalam beberapa bulan kedepan, akan ada acara investasi perdagangan di mana Indonesia juga akan hadir. Indonesia tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk gencar mempromosikan kekayaan tanah air di pusat Uni Eropa.
Festival Seni Europalia Indonesia rencananya akan dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, di Brussel, pada 10 Oktober mendatang . Festival ini merupakan festival ke-26 sejak 1969.
ASMAYANI KUSRINI (BRUSSELS)