TEMPO.CO, Jakarta -Karya sineas Indonesia kembali berkompetisi dalam ajang festival film internasional. Kali ini film The Seen and Unseen yang disutradarai Kamila Andini, menjadi satu-satunya film dari Asia yang berkompetisi di sesi Platform di Festival Film Internasional Toronto (TIFF) 2017.
Platform merupakan sesi kompetisi yang paling prestisius dalam ajang festival tersebut. Film Moonlight yang meraih Oscar 2017 untuk Film Terbaik juga diputar pertama kalinya di sesi tersebut.
Film The Seen and Unseen ini diproduksi oleh Treewater Production dan Fourcolour. Mengisahkan Tantri dan Tantra dalam pengalaman spiritual mereka yang sarat dengan kearifan lokal, mitos, cerita rakyat, tradisi, dan budaya Bali. Film ini dibintangi oleh Thaly Titi Kasih, Gus Sena, Ayu Laksmi, I Ketut Rina, Happy Salma. Kamila bertindak sebagai sutradara sekaligus penulis skenario.
“Film ini merupakan film panjang kedua Kamila,” demikian ditulis dalam rilis yang diterima Tempo, Kamis malam, 3 Agustus 2017.
The Seen and Unseen bersaing dengan 11 film lainnya dari Eropa, Inggris, dan Amerika. Salah satunya adalah film Brad’s Status yang dibintangi oleh aktor Ben Stiller.Sebagai juri dalam festival ini terdiri dari Chen Kaige, Malgorzata Szumowska, dan Wim Wenders. Ketiga juri ini akan mengumumkan pemenang pada seremoni penghargaan pada 17 September 2017.
Gita Fara dan Ifa Isfansyah memproduseri film yang digarap selama lima tahun ini. Mereka mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti dari Hubert Bals Fund (Belanda), Asia Pacific Screen Awards Children’s Film Fund (Australia), dan Cinefondation La Residence (Perancis) dalam proses pengembangan.
Film ini juga berkesempatan dipresentasikan dalam Hong Kong Asia Film Financing Forum, Filmex Talents Tokyo dan Venice Production Bridge. Film ini juga memiliki sistem urun dana (crowdfunding) yang para donaturnya secara otomatis menjadi co-produser. Selain itu, Doha Film Institute (Qatar) memberikan grant menjadi co-produser melalui dukungan pendanaannya untuk pasca produksi film.