Huru-hara Sihir Hitam

Reporter

Editor

Sabtu, 7 Oktober 2006 15:42 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Puluhan anak yang bermain di bawah bulan purnama bubar seketika. Mereka berlarian, menjerit, dan berteriak, serta ketakutan. Beberapa sosok menyeramkan muncul dari kegelapan, dari leak yang bergelantungan di tiang bangunan, pocong, siluman monyet, celuluk, babi ngepet, banaspati, hingga sederet makhluk halus lainnya. Suasana mencekam membuat urat leher menegang dalam iringan lolongan anjing hutan.Adegan huru-hara munculnya berbagai makhluk halus di malam jahanam ini terdapat dalam drama tari Calon Arang, yang diangkat Lembaga Kesenian Bali Saraswati di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa lalu. Kengerian itu muncul ketika ratu sakti Calon Arang menebar pengaruh jahat karena kemarahannya telah memuncak. Pasalnya, dia telah ditipu utusan Raja Airlangga. Angkara murka tumpah-ruah, kesaktian menjadi senjata mengerikan menebar petaka.Lembaga Kesenian Bali Saraswati, lembaga yang didirikan masyarakat Bali di Jakarta, sengaja mementaskan kembali lakon itu dengan indah. Drama tari Calon Arang itu sejatinya berasal dari Jawa Timur, yang mengisahkan janda sakti Calon Arang dan putrinya, Ratna Mangali.Dalam perkembangannya, cerita ini menjadi populer di Bali. Pertunjukan pun menjadi lekat dengan unsur black magic. Secara keseluruhan, ia berupaya mengungkap unsur kebaikan dan keburukan yang lantas dipahami dengan istilah rwe bhineda. Maksudnya, dua sisi berbeda tapi saling melengkapi, layaknya falsafah keseimbangan hidup antara makrokosmos (buana agung) dan mikrokosmos (buana alit). Akhirnya pementasan tersebut tak memenangkan salah satu pihak, baik Calon Arang yang murka maupun utusan Airlangga, yang dibantu pendeta.Mengingat keterbatasan waktu, pementasan drama tari ini dipersingkat. Hanya cerita inti yang diambil, sehingga benang merahnya sangat jelas. Penata tari A.A. Gde Ariawan mengatakan ada beberapa tambahan pada cerita inti ini. Dia memberi tafsir sendiri yang justru membuat pementasan tersebut terasa segar. Ini terjadi ketika adegan dolanan anak di bawah bulan purnama yang dipenuhi oleh anak-anak yang lucu. "Dalam pakem, adegan ini tidak ada," ujarnya.Selain itu, tafsir mengenai sosok makhluk halus sengaja diperluas. Pasalnya, jika hanya mengambil profil makhluk halus dari Bali, itu terasa kurang beragam. Jika siluman monyet dianggap menakutkan di Bali, misalnya, tentu kurang mengena jika ada di Jakarta. "Seperti juga pocong, itu kan tidak ada di tradisi Bali. Yang ada siluman monyet, babi, ataupun celuluk," ujarnya.Sejak awal, sebenarnya pementasan ini amat menarik. Sebagai pembuka, digelar dua komposisi tari Bali berjudul tari Saraswati, yang mengisahkan dewi pengetahuan, dan tari Palegogan, yang mengisahkan gugurnya Abimanyu. Selain itu, deretan nama besar dalam kelompok ini, seperti Marusya Nainggolan, Jajang C. Noer, Aning Katamsi, dan Niniek Karim, membawakan prosa karya Toeti Heraty.Namun, intensitas yang sudah mulai muncul malah agak menurun dengan tampilnya musik kontemporer Skolastika Ensemble. Grup ini mengejawantahkan maksud yang berbeda tentang kisah Calon Arang.Andi Dewanto

Berita terkait

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

29 April 2018

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

Seniman dan penggiat tari di Jawa Barat merayakan Hari Tari Sedunia di Bandung.

Baca Selengkapnya

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

28 Oktober 2017

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

Tari Sonteng dari Jawa Barat memikat hati para diplomat Ekuador yang tergabung dalam Asosiasi Pasangan Diplomat Ekuador.

Baca Selengkapnya

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

7 September 2017

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

Eko Supriyanto akan mementaskan tari Cry Jailolo pada pembukaan pagelaran Solo International Performing Art (SIPA) di Benteng Vastenburg, Surakarta.

Baca Selengkapnya

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

30 Agustus 2017

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

Dance Meet Up (JDMU) #2 merupakan ajang pertemuan para komunitas tari dari berbagai genre di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

25 Agustus 2017

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

Penari balet Marlupi Dance Academy (MDA) berhasil meraih 7 medali di dalam ajang Asian Grand Pix 2017 yang diselenggarakan di Hong Kong.

Baca Selengkapnya

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

11 Juli 2017

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

Gala Balet akan menampilkan kolaborasi penari difabel dari Australia, Prancis, Korea Selatan dan Italia.

Baca Selengkapnya

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

16 Mei 2017

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

Berbeda dari kebanyakan anak-anak lain yang terkena paparan bom atom, Sadako bertahan hidup bahkan layaknya manusia normal.

Baca Selengkapnya

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

25 April 2017

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

Ribuan seniman akan menari bergantian selama sehari semalam untuk memperingati Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, 29 April 2017.

Baca Selengkapnya

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

9 Maret 2017

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

Jelang pementasan digelar pula pameran foto dan properti

pementasan tari yang lalu

Baca Selengkapnya

Indonesia Pentaskan Tari  

12 Januari 2017

Indonesia Pentaskan Tari  

EKI akan mementaskan dua karya tari di India.

Baca Selengkapnya