Kesenian Ludruk Tergeser Televisi Sejak 1990

Sabtu, 11 Maret 2017 10:30 WIB

Pelakon bernama Arimbi (26 tahun), bersiap di belakang panggung sebelum tampil dalam pertunjukan Ludruk di Surabaya, 30 Oktober 2016. Ludruk Karya Budaya mulai menghibur masyarakat sejak 29 Mei 1969 di Mojokerto. Ulet Ifansasti/Getty

TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan kesenian ludruk menurun dibandingkan beberapa kurun waktu lalu, saat perkembangan teknologi dan dunia digital belum masif seperti sekarang. Hal itu diungkapkan oleh pimpinan salah satu grup seni Ludruk Karya Budaya Mojokerto, Eko Edi Susanto.


Menurut Eko Edi Susanto, penurunan minat masyarakat untuk menyaksikan ludruk mulai terjadi pada era 1990-an, ketika muncul media elektronik. "Kalau kami lihat sebabnya ya dengan munculnya beberapa media elektronik seperti tv dan sebagainya, dan kelompok ludruk kurang menyikapi sehingga kalah bersaing. Sekarang ada tv, orang dapat hiburan di rumah," ujar Eko Edi Susanto saat dihubungi Tempo, Sabtu, 11 Maret 2017.


Baca juga: Kak Seto dan Cak Kartolo Akan Main Ludruk di Jakarta


Edi masih ingat, lebih dari satu dekade lalu, pertunjukan ludruk masih dapat disaksikan di panggung pentas dengan cara tobongan, atau menggunakan tiket. Namun saat ini, kesenian ludruk dihadirkan karena adanya tuan rumah yang menyewa atau menanggap mereka melalui hajatan seperti sunatan, pernikahan, acara ulang tahun, dan lain-lain.

"Kalau hajatan itu penontonnya bisa sampai ribuan. Ada sekitar empat kelompok juga yang ditiketkan, harga per tiket Rp 10 ribu. Tapi itu aja untuk biaya operasional nggak cukup, masih nombok," ujar Edi.

Uang tiket yang tak cukup untuk menutup biaya operasional, belum lagi untuk honor pemain, membuat mayoritas grup Ludruk enggan untuk mengadakan pentas. Mereka memilih untuk menunggu tawaran hajatan, meski pendapatan yang mereka terima tak seberapa.

Edi menuturkan, awalnya grup Ludruk yang ia pimpin dalam satu bulan bisa manggung sekitar 25 kali. Namun saat ini, mereka hanya mendapat tawaran sekitar 9-11 kali, dengan bayaran per kelompok sebanyak Rp 20 juta. Uang itu pun masih harus dikurangi untuk biaya sound system, pencahayaan, tata panggung, sewa pakaian, dan sisanya dibagikan untuk honor pemain. Sedangkan dalam satu grup Ludruk, paling tidak ada sekitar 65 pemain.

"Bersihnya itu sekitar Rp 13 juta, itu dibagi ke teman-teman sekitar Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Makanya ini nggak bisa jadi kerjaan tetap, cuma sambilan," kata Edi. Edi menambahkan, pemain ludruk binaannya memiliki pekerjaan utama bermacam-macam, seperti bertani, membuka salon, usaha warung kecil-kecilan, hingga menjual pakaian secara kredit. "Kalau mengandalkan ludruk aja nggak cukup untuk makan. Bermain ludruk sekadar penyaluran hobi, dan lumayan sebagai tambahan," kata Edi. *


DESTRIANITA


Advertising
Advertising



Berita terkait

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

41 hari lalu

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

7 Desember 2023

Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

Butet Kartaredjasa menyebut bahwa pementasan seninya diintervensi oleh pihak kepolisian karena larangan menampilkan satir politik.

Baca Selengkapnya

HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

28 Juli 2023

HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

Komunitas seni dan budaya, Sangkami mengusulkan pementasan seni dan budaya melibatkan para anggota MPR.

Baca Selengkapnya

Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

25 April 2023

Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

Rangkaian Monas Week menyuguhkan pertunjukan musik khas Idul Fitri serta Air Mancur Menari dan video mapping.

Baca Selengkapnya

Sedih Pacar Mario Dandy Satriyo Dihujat dan Dibuka Identitasnya, Kak Seto: Jadilah Sahabat Anak

28 Februari 2023

Sedih Pacar Mario Dandy Satriyo Dihujat dan Dibuka Identitasnya, Kak Seto: Jadilah Sahabat Anak

Seto Mulyadi atau Kak Seto mengatakan penanganan A, pacar Mario Dandy Satriyo, harus memperhatikan Undang-Undang Perlindungan Anak.

Baca Selengkapnya

4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

21 Januari 2023

4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

Acara-acara itu tak sekadar untuk membuat meriah Imlek, tapi memiliki makna di dalamnya.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Penculik MA ke Kak Seto: Dipaksa Bercerai, Anak Dibawa Mertua

7 Januari 2023

Pengakuan Penculik MA ke Kak Seto: Dipaksa Bercerai, Anak Dibawa Mertua

Iwan Sumarno, tersangka penculikan anak MA, blak-blakan dan mengungkapkan alasannya saat ditemui Kak Seto di Polres Jakarta Pusat

Baca Selengkapnya

Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

14 Desember 2022

Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

Ada sejumlah agenda seni budaya yang akan kembali digelar di kawasan Kaliurang pada libur Natal dan Tahun Baru.

Baca Selengkapnya

Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

3 September 2022

Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

Gabungan seniman Kabupaten Bekasi kembali manggung untuk memeriahkan Lebaran Anak Yatim setelah dua tahun terhalang pandemi

Baca Selengkapnya

Kapolri Berantas Judi Online dan Pendidikan Anak Ferdy Sambo - Putri Candrawathi Masuk Top 3 Metro

25 Agustus 2022

Kapolri Berantas Judi Online dan Pendidikan Anak Ferdy Sambo - Putri Candrawathi Masuk Top 3 Metro

Berita perintah Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo untuk memberangus segala bentuk judi online, dan pendidikan anak Ferdy Sambo masuk Top 3 Metro.

Baca Selengkapnya