Oppie Andaresta Ramaikan Keroncong Kotagede Yogyakarta

Reporter

Selasa, 29 November 2016 17:29 WIB

Oppie Andaresta. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kotagede, kawasan cagar budaya, bersiap dengan pentas Pasar Keroncong Kotagede 2016 pada Sabtu, 3 Desember 2016. Penyanyi Oppie Andaresta dan Syaharani akan ikut meramaikan pentas musik itu. Ada pula komedian Yati Pesek. Selain itu, orkes keroncong Kotagede Cahaya Muda dan Gambang Semarang Art Company menjadi penampil dari 16 kelompok orkes keroncong.

Sekretaris acara, Alfan Farhan, mengatakan Pasar Keroncong Kotagede bertajuk “Keroncong Jiwa Raga Kami” merupakan inisiatif dari warga Kotagede dan seniman Yogyakarta. Mereka mendapat dukungan dari Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Warga Kotagede bekerja sama membuat panggung yang ditata dengan tampilan artistik. Misalnya, membuat lorong-lorong di sekitar panggung. Pengunjung juga disediakan tempat untuk berfoto. Pasar Keroncong Kotagede tahun kedua ini menyediakan tiga panggung di sekitar Pasar Kotagede. Panggung sayangan berada di barat Pasar Kotagede, panggung sopingen di barat daya pasar, dan panggung loring di utara Pasar kotagede.

Pasar Keroncong Kotagede akan dimulai pukul 19.00 dan dibuka oleh Slamet Raharjo. Sebanyak 16 orkes keroncong dari Bandung, Malang, Semarang, dan Kotagede akan tampil menghibur pengunjung. “Selain menjadi klangenan, pasar keroncong bisa dinikmati kalangan muda,” kata Alfan ketika dihubungi, Selasa, 29 November 2016.

Alfan berujar, di Kotagede, keroncong ada mulai tahun 1930. Kini, Kotagede punya penyanyi keroncong yang pernah juara tingkat nasional keroncong, Subarjo H.S. Pergelaran pasar keroncong ini, menurut dia, sebagai upaya agar musik tersebut terus berkelanjutan dan tidak punah. Kotagede yang berdiri pada abad 16 tidak lepas dari sejarah panjang keroncong yang berkembang di sana.

Di Kotagede lahir dan berkembang keroncong pada abad XX. Di Kotagede berkembang keroncong moor, stambul, keroncong beat yang terpengaruh The Beatles, dan keroncong yang terpengaruh musik dangdut. Keroncong berkembang seiring dengan pertumbuhan kota-kota di Pulau Jawa pada abad ke-16. Musik ini berakar dari musik yang dibawa para pelaut Portugis ke Indonesia. Di Indonesia, musik keroncong berevolusi dengan masuknya unsur musik tradisional yang membentuk musik keroncong.

Musik tersebut mempertemukan musik bergaya Eropa, Melayu, Arab, dan Indonesia yang multibudaya. Keroncong fleksibel dan terbuka terhadap banyak budaya sehingga menghasilkan seriosa, stambul, dan langgam. “Banyak kalangan meyakini keroncong akan langgeng sepanjang jaman,” kata Alfan.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

6 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

9 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

20 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

24 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

44 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

50 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

52 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

57 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.

Baca Selengkapnya

Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

22 Februari 2024

Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya