Ahmad Dhani bersama anaknya Ahmad Al Ghazali alias Al saat menggelar konfrensi pers klarifikasi kampanye hitam dukungan Al kepada Ahok dengan membenci ayanya Ahmad Dhani di kediamanannya di kawasan Pondok Indah Jakarta, 14 Maret 2016. Al beranggapan foto tersebut merupakan kampanye hitam dan berusaha mengadu domba dirinya dengan ayahnya. TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan artis Ahmad Dhani yang kontroversial berimbas kepada anaknya, Al Ghazali. Akibat pernyataan sang ayah, remaja yang dipanggil Al ini dilarang tampil di Manado, Sulawesi Utara.
Sebuah akun gosip di Instagram, @lambenyinyir, mengunggah pernyataan lembaga swadaya masyarakat di Manado, Aliansi Akapetor, dengan perwakilan manajemen Cloud 9. Dalam pertemuan itu disepakati untuk membatalkan konser Al Gazali pada Sabtu, 19 November 2016.
Menurut akun gosip tersebut, penolakan terhadap Al Ghazali diungkapkan pula oleh Andy Rompas, Panglima Besar Laskar Adat Manguni Indonesia (LAMI). "Kami menolak keras konser putra Ahmad Dhani. Pasukan kami siapkan untuk meminta panitia membatalkan konser, jangan ada antek-anteknya masuk Sulut," ujar Rompas.
Dalam berbagai pernyataannya, Ahmad Dhani termasuk yang paling getol mendukung unjuk rasa untuk mendesak pemerintah menahan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dalam pidatonya pada demo 4 November 2016, Ahmad Dhani diduga menghina Presiden Joko Widodo. Ahmad Dhani dilaporkan oleh dua organisasi kemasyarakatan, yaitu Laskar Rakyat Joko Widodo (LRJ) dan Pro Jokowi (Projo).
Tak hanya itu, pada Minggu, 20 November, Ahmad Dhani menyatakan mendukung peserta unjuk rasa demo 2 Desember membawa bambu runcing. Ahmad Dhani mengatakan bambu runcing bisa digunakan untuk menakut-nakuti polisi yang bertugas mengamankan unjuk rasa.
Al Ghazali adalah anak pertama Ahmad Dhani dan bekas istrinya, Maia Estianty. Hingga kini belum ada klarifikasi dari Al Ghazali maupun manajemennya perihal batalnya konser tersebut. DRC