Pasar Baru Film

Reporter

Editor

Kamis, 17 Agustus 2006 18:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2006 telah mencatatkan beberapa arti penting. Pertama, inilah pertama kalinya kota di luar Jakarta menjadi tuan rumah ajang festival film internasional semacam ini. Jakarta International Film Festival memang telah mengelilingkan festivalnya ke berbagai kota. Namun, masih ada nama Jakarta yang menyisakan jejak sentralisme. Dalam konteks ini, festival film itu menegaskan Jakarta memang tak pernah menjadi satu-satunya. Catatan kedua, tema sinema di tengah krisis menjadi konteks bagi Jogja-NETPAC Asian Film Festival yang membuat festival ini tak sekadar ajang menonton film, tapi sebuah refleksi kebudayaan yang lebih luas. Tema ini menjadi titik masuk tentang krisis identitas di tengah bencana dan perang yang secara kolektif dialami oleh berbagai bangsa di Asia. Ini menjadi representasi renungan mendalam tentang berbagai krisis yang sedang melanda Asia di tingkat masyarakat dan lemahnya infrastruktur perfilman Asia sendiri.Kelemahan infrastruktur film Asia bisa dipandang dari tiga hal: modal, distribusi, dan apresiasi. Para pembuat film Asia di luar pusat industri arus utama, seperti Hong Kong dan Bollywood, masih dihadapkan pada urusan mencari penyandang dana setiap kali mereka membuat film. Jalur distribusi juga masih lemah bagi film-film Asia non-arus utama untuk saling mempenetrasi pasar. Apresiasi yang rendah dari penonton di kawasan Asia membuat pasar untuk film-film Asia non-arus utama tak berkembang.Akibatnya, tak ada distributor yang berminat pada film-film Asia non-arus utama. Film-film jenis ini justru lebih banyak dilirik oleh distributor Eropa, yang penontonnya lebih apresiatif dalam menerima estetika film-film Asia. Tak aneh jika distributor Eropa bersedia mendanai produksi beberapa pembuat film Asia yang sudah punya pasar yang pasti. Presiden Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2006 Garin Nugroho menyebut keinginan melahirkan distributor film-film non-arus utama Asia lahir dari festival semacam Jogja-NETPAC Asian Film Festival ini.Agar sebuah festival mampu melahirkan distribusi alternatif, ia harus mampu melahirkan standar estetika sendiri. Inilah yang terjadi pada film independen Amerika yang mendapatkan standar estetika melalui festival Sundance. Dari sini, distributor Miramax terangsang untuk menjadikan Sundance sebagai ajang berburu film. Keberhasilan komersial Miramax kemudian ditiru distributor besar dengan membuat sayap akuisisi film independen mereka, sampai akhirnya ada pengakuan pasar, ataupun estetika film independen Amerika lewat berbagai festival bergengsi yang selama ini didominasi oleh film arus utama.Inilah catatan ketiga bagi Jogja-NETPAC Asian Film Festival, ketika festival ini membuka seksi kompetisi sejak penyelenggaraan tahun pertama. Belum tentu standar estetika ini berarti sebuah penyerapan oleh pasar yang luas (mass-market). Tapi adanya standar estetika ini merupakan jalan bagi munculnya pasar terbatas (captive-market) yang penuh apresiasi. Hal terakhir ini sangat penting bagi sebagian kreator sebagai sebuah ukuran keberhasilan tersendiri bagi jenis-jenis karya yang mereka lahirkan.Kelahiran pasar terbatas seperti itu sangat tepat dimulai di kota seperti Yogyakarta, yang punya dukungan komunitas seni (tak hanya film) yang luas dan bersemangat. Pasar terbatas semacam ini bukanlah pasar yang pasif dan datang ke tempat pemutaran untuk mencari hiburan. Mereka adalah konsumen sekaligus produsen karya. Inilah catatan terpenting Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2006. Keberhasilannya merangkul komunitas merupakan sebuah modal sosial yang penting.Jika ada kelemahan dalam teknis penyelenggaraan Jogja-NETPAC Asian Film Festival, itu menjadi pekerjaan rumah panitia. Persoalan lebih besar justru adalah keberlanjutannya. Tak ada jaminan sama sekali bahwa akan ada Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2007. Tanpa keberlanjutan, sebuah festival film tak jauh berbeda dengan sebuah pesta biasa. Komitmen menjaga keberlangsungan inilah yang justru harus dipelihara. Padahal keberlangsungan dan pemeliharaan memang selalu menjadi soal utama di negeri ini.ERIC SASONO, PENGAMAT FILM

Berita terkait

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

4 menit lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Gempa Bikin Warga Garut Berhamburan dan Trauma, Kaca Jendela Bergetar Kencang

34 menit lalu

Gempa Bikin Warga Garut Berhamburan dan Trauma, Kaca Jendela Bergetar Kencang

Masyarakat Kabupaten Garut, Jawa Barat, dikagetkan dengan gempa bumi yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024, sekitar pukul 23.30 WIB.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Menjelang Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

1 jam lalu

5 Fakta Menjelang Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Duel timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 akan digelar di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Senin, 29 April.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

2 jam lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Inggris: Ditekuk Newcastle, Sheffield Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi

2 jam lalu

Hasil Liga Inggris: Ditekuk Newcastle, Sheffield Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi

Sheffield United dipastikan menjadi tim pertama yang terdegradasi dari Liga Inggris (Premier League) musim 2023/24.

Baca Selengkapnya

Real Madrid di Ambang Juara Liga Spanyol, Carlo Ancelotti Segera Lewati Catatan Prestasi Zinedine Zidane

2 jam lalu

Real Madrid di Ambang Juara Liga Spanyol, Carlo Ancelotti Segera Lewati Catatan Prestasi Zinedine Zidane

Real Madrid selangkah lagi menjadi juara Liga Spanyol 2023-2024. Pelatih Carlo Ancelotti segera bisa melewati catatan prestasi Zinedine Zidane.

Baca Selengkapnya

Jelang Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Pelatih Timur Kapadze Analisis Skuad Garuda

2 jam lalu

Jelang Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Pelatih Timur Kapadze Analisis Skuad Garuda

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 akan digelar di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, pada Senin malam WIB.

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

2 jam lalu

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

Pakar Komunikasi Digital bagikan tips agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) saat belanja online

Baca Selengkapnya

Gempa M6,5 Malam Ini, Guncangan Terkuat di Sukabumi dan Tasikmalaya

3 jam lalu

Gempa M6,5 Malam Ini, Guncangan Terkuat di Sukabumi dan Tasikmalaya

Berikut data dan penjelasan dari BMKG tentang sebaran dampak gempa itu dan pemicunya.

Baca Selengkapnya

Serial Secret Ingredient Dibantu 3 Alih Bahasa

3 jam lalu

Serial Secret Ingredient Dibantu 3 Alih Bahasa

Nicholas Saputra menceritakan berbagai hal menarik soal proses syuting "Secret Ingredient". Salah satunya soal penggunaan beberapa alih bahasa.

Baca Selengkapnya