Alam Garis Jumbo

Reporter

Editor

Selasa, 15 Agustus 2006 15:04 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Menurut Anda, apa arti sebuah garis? Apa pula yang menarik dari garis?Bisa jadi Anda akan sulit menemukan jawaban dari pertanyaan seperti itu. Namun, bagi perupa Yunizar, yang tengah memamerkan karyanya di Andara Gallery, Kemang, Jakarta, 10 Agustus-9 September mendatang, garis merupakan sesuatu yang sangat berarti. Yunizar sadar betul, dalam seni lukis, garis merupakan elemen paling dasar. Garis terbentuk dari titik-titik yang bersambung. Ia pun mengolahnya menjadi lukisan yang menarik. Huruf-huruf abjad dijajar membentang dari kiri ke kanan membentuk garis. Hal yang sama dilakukan di baris atas dan di bawahnya hingga memenuhi kanvas berukuran 200 x 200 sentimeter. Di tengah "arena", huruf seolah membentuk hati, dengan mengatur terang gelapnya warna dasar bidang. Huruf-huruf itu tidak membentuk kata atau kalimat tertentu. Semuanya mengalir begitu saja. Lukisan itu diberi judul Teks I. "Tidak bisa dibaca. Tidak ada pesan khusus. Biarkan setiap orang menginterpretasikan apa yang dilihat," kata alumnus Institut Seni Indonesia Yogyakarta itu. Yunizar memang terkenal dengan lukisan garisnya. Belasan lukisan yang tengah dipajang dalam pameran bertajuk "Alam Garis" itu semuanya berukuran jumbo, paling kecil 150 x 150 sentimeter. Yunizar lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat, 4 Juni 1971. Awalnya, ia mengenyam pendidikan formal di Sekolah Menengah Seni Rupa Padang dan berlanjut ke ISI Yogyakarta. Berbagai pameran telah digelarnya, baik solo maupun bersama. Pameran ke luar negeri juga beberapa kali dilakoninya, yaitu di Singapura pada 2000, 2001, dan 2003, serta di Hong Kong pada 2002. Bagi orang awam, tak mudah menikmati lukisan garis Yunizar, bahkan terasa ruwet. Namun, tidak demikian dengan Suwito Gunawan, salah seorang pengunjung pameran. Suwito memang pemerhati seni rupa selama enam tahun terakhir. Menurut dia, secara visual, lukisan Yunizar memang kurang indah. "Saya lebih melihat ke dalam. Obyek-obyeknya sangat menyentuh. Saya nggak tahu obyek apa itu, tapi saya merasakan ini bagus sekali. Secara visual mungkin jelek sekali, tapi secara konstruksi dari hati bagus sekali," kata Suwito. Pengamat seni rupa, Kibo Njaro, mencoba mengurainya. Lukisan Irama Laut, misalnya, terbentuk dari bergunduk-gunduk ikan teri yang membentuk ilusi mengenai sebentang panorama sunyi, segaris horizon, dan sebidang lazuardi. Ikan-ikan itu diciptakan hanya dengan tarikan garis bersahaja, seperti ketika menggambar di sekolah dasar. Di tafereel berbeda, Patah Ranting, garis-garis patah ditorehkan di sekujur kanvas secara rata, tanpa garis pembagi bidang yang seakan kaki langit. Dengan kemampuan mengguratkan garis yang peka, Yunizar seperti menampilkan sebuah lukisan tentang serakan ranting patah di halaman yang barangkali rontok dari pohon-pohon tua lantaran terpaan cuaca. Dalam Air, garis-garis ditarik kontinu, melingkar berputar-putar. Nuansa tebal-tipis digarap begitu halus dan cermat membentuk pusaran dengan dua pusat. Kanvas Yunizar pun menjelma menjadi kolam atau telaga yang berpendar karena sesuatu yang masuk ke dalamnya, mengusik ketenangan permukaan. Bidang gambar Tentang Rumput hanya diisi dengan guratan-guratan lengkung. Tebal-tipis dibuat berbeda sehingga tampak riak bergerak menimbulkan kesan rincian rumput di padang luas yang memenuhi bidang kanvas. Sedangkan Nunggu Embun dipenuhi tarian garis ritmis yang disapukan dengan kekerapan dan kejarangan yang sangat terjaga. Diimbuhi semburan sejumlah noktah. Komposisi yang disajikan cenderung mengarahkan mata sang penglihat ke bagian bawah sehingga langit absen. Sejauh-jauh mata memandang yang ada hanya hamparan lahan berkarpet rerumputan serta berbagai tanaman yang sabar beralun menunggu datangnya embun. Kibo Njaro menilai pergulatan Yunizar dengan alam lewat drawing yang bertumpu pada kepekaan unsur garis masih menjadi konsentrasi. Tradisi belajar dari alam memang mengakar pada suku Minangkabau. Melanjutkan studi ke Yogyakarta, ia pun berkenalan lebih dalam dengan pemikiran, corak, gaya, dan pendekatan seni kontemporer. Tak aneh, kata Kibo Njaro, "Panorama alam yang lahir dari goresan kuas Yunizar cenderung tidak ketinggalan zaman." Bagi Yunizar, kata Kibo Njaro, drawing tak lagi berarti sketsa awal atau rancangan sebuah lukisan cat minyak. Namun, ia merupakan karya seni rupa mandiri yang memiliki daya ungkap dan keindahan tersendiri. RETNO SULISTYOWATI

Berita terkait

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

8 menit lalu

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

Merasa terjebak dalam hubungan tak bahagia? Berikut tanda Anda harus mengakhiri hubungan karena sudah tak mungkin diperbaiki.

Baca Selengkapnya

Fati Indraloka Lelang Vespa Kesayangan Babe Cabita untuk Pembangunan Masjid

11 menit lalu

Fati Indraloka Lelang Vespa Kesayangan Babe Cabita untuk Pembangunan Masjid

Hasil lelang vespa kesayangan Babe Cabita akan digunakan untuk pembangunan masjid dan pondok pesantren.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

14 menit lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

34 menit lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Pertamina Bantah Hapus Pertalite, Tapi Beberapa SPBU Sudah Tak Dapat BBM Subsidi

50 menit lalu

Pertamina Bantah Hapus Pertalite, Tapi Beberapa SPBU Sudah Tak Dapat BBM Subsidi

Pertamina Patra Niaga menampik adanya penghapusan Pertalite menjadi Pertamax Green 95 di seluruh SPBU.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

54 menit lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Mardiono Sebut Gugatan PPP ke MK karena KPU Salah Catat Jumlah Suara

56 menit lalu

Mardiono Sebut Gugatan PPP ke MK karena KPU Salah Catat Jumlah Suara

PPP menilai terdapat perbedaan perhitungan suara versi PPP dengan KPU.

Baca Selengkapnya

Kalimat yang Pantang Diucapkan pada Bos meski Berteman

57 menit lalu

Kalimat yang Pantang Diucapkan pada Bos meski Berteman

Agar tak ada masalah dalam pekerjaan, cobalah hindari mengucapkan kalimat-kalimat berikut meski bos adalah teman sendiri.

Baca Selengkapnya

Cak Imin Berharap PPP Lolos ke Senayan

1 jam lalu

Cak Imin Berharap PPP Lolos ke Senayan

PPP saat ini sedang mengajukan gugatannya sengketa pileg 2024 ke MK.

Baca Selengkapnya

Legenda Sepak Bola Nur Alim Puji Shin Tae-yong, Optimistis Timnas Indonesia Maju ke Final Piala Asia U-23

1 jam lalu

Legenda Sepak Bola Nur Alim Puji Shin Tae-yong, Optimistis Timnas Indonesia Maju ke Final Piala Asia U-23

Legenda Timnas Indonesia asal Bekasi, Nur Alim memuji Shin Tae-yong. Ia percaya pelatih asal Korea itu bisa membawa timnas ke final Piala Asia U-23.

Baca Selengkapnya