Seniman Yogya Merayakan Keberagaman di Kampung

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Minggu, 30 Oktober 2016 17:22 WIB

Seni grafis untuk Papua karya seniman Anti-Tank Project, Andrew Lumban Gaol. (facebook Andrew Lumban Gaol)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Komunitas seni Survive guyub merayakan pameran seni rupa bersama warga Nitiprayan, Kasihan, Bantul. Penari cilik dari kampung itu tampil membawakan tari sintren dan tari burung. Penduduk berbagai usia, dari bocah hingga manula datang menikmati acara itu, Sabtu malam, 29 Oktober 2016. Simbah-simbah mengenakan kain jarit dan Mbah Kamijo, tokoh penduduk kampong, pun ikut serta.


Acara memperingati tujuh tahun berdirinya komunitas seni alternatif itu bertajuk: Survive Day. Survive berdiri pada 18 Oktober 2009 dan digagas seniman Bayu Widodo di Jalan Bugisan Selatan No 11, Tegalkenongo, Yogyakarta. Mereka selanjutnya pindah tempat yang baru setelah puluhan anggota organisasi masyarakat yang didukung polisi membubarkan acara mereka bertajuk Lady Fast pada 2 April 2016.


Pameran seni dan pentas musik di Survive dibubarkan dengan alasan mempromosikan lesbian, gay, biseksual, dan transgender. Survive kini menempati rumah baru mereka di Nitiprayan. “Kami bersilaturahmi sekaligus kulo nuwun kepada penduduk kampung,” kata penggagas komunitas seni Survive, Bayu Widodo.


Seniman yang berhimpun di komunitas itu dikenal banyak menghasilkan karya seni tentang kritik sosial politik. Misalnya mereka menyindir politikus yang mengumbar janji saat pemilihan umum, mengkritik eksploitasi perusahaan tambang yang rakus merusak alam, dan mengajak orang untuk peduli pada kelestarian alam.


Survive menyuguhkan pameran seni rupa berlangsung pada 29 Oktober - 27 November 2016. Puluhan poster mini seniman street art bernada kritik sosial dan politik dipamerkan di sana. Karya seni ciptaan Media Legal berupa gambar bocah miskin yang sedang duduk. Karya itu berhiaskan teks: dunia sedang tidak baik-baik saja.


Advertising
Advertising

Ada juga karya seniman street art Anti-Tank, Andre Lumban Gaol berupa potret wajah aktivis hak asasi manusia Munir. Pada poster itu tertulis menolak lupa. Poster Anti-Tank berwarna hitam putih itu pernah menghiasi sudut jalan di Yogyakarta. Di ruang pamer itu juga ada gambar Presiden Soeharto. Penguasa Orde Baru itu digambarkan mengacungkan pistol. Mulut dia membuka dengan gigi tajam seperti drakula. Soeharto mengenakan jas dan dasi bergambar dollar.


Dinding bangunan Survive berhiaskan mural seniman street art, seperti Anagard, Methodos, dan Plastic Overdose. Seniman Anagard membuat mural berukuran besar berjudul Bukan Mitos Keragaman. Mural itu bergambar seorang manusia berkepala burung berparuh besar. Dia memegang puluhan benang dan balon-balon yang bergerumbul di ujung benang-benang itu. Tubuh orang itu digambarkan tak kuasa menahan beban balon berwarna warni.


Di bawah balon-balon itu duduk seseorang berkepala hewan yang menengadahkan tangan. Anagard mengatakan kumpulan balon beraneka warna itu menyimbolkan cinta dalam keragaman. “Kehidupan yang tumbuh penuh warna harus dijaga,” kata Anagard.


SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

12 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

40 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

47 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

51 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya