Singapore Biennale 2016 Dibuka, Libatkan 7 Seniman Indonesia
Editor
Dian Yuliastuti
Jumat, 28 Oktober 2016 15:32 WIB
TEMPO.CO, Singapura - Singapore Art Museum (SAM) menghelat Singapore Biennale 2016. Deputi Perdana Menteri dan Menteri Koordinator Kebijakan Sosial dan Ekonomi Tharman Shanmugaratnam membuka secara resmi Biennal kelima ini, Rabu malam, 26 Oktober 2016.
Tahun ini, ada tujuh seniman Indonesia yang berpartisipasi memamerkan karyanya dalam acara yang berlangsung sepanjang 27 Oktober 2016-26 Februari 2017 itu. Ketujuh seniman Indonesia tersebut adalah Ade Darmawan, Eddi Susanto, Made Djirna, Made Wianta, Melati Suryodarmo, Titarubi, dan Agan Harahap.
Para seniman ini dipilih oleh tim kurator yang diketuai Direktur Kreatif Singapore Biennale Susie Lingham. "Kami menyeleksi dengan ketat, melihat rekam jejak para seniman sejak awal tahun," ujar Lingham saat konferensi pers.
Joyce Toh, salah satu kurator, menjelaskan mereka mengirimkan proposal kepada para seniman yang masuk daftar tim kurator. "Cukup panjang prosesnya untuk mendapatkan seniman dan karyanya," ujarnya.
Dari proses itu diperoleh 60 seniman dari 19 negara di kawasan Asia Selatan, Asia Timur, Dan Asia Tenggara. Biennial ini mengambil tajuk An Atlas of Mirrors yang dibagi dalam sembilan subtema space, time, memory, nature, boundaries, agency, identity, displacement dan absence.
Karya para seniman ini sebagian besar dipajang di SAM dan di SAM 8K. Ada juga yang dipamerkan di Asian Civilization Museum, National Museum Singapore, Peranakan Museum, SMU de Suanto Gallery, Stamford Green, dan The Arts House.
Shanmugaratnam bangga dengan perhelatan ini. Apalagi negaranya menjadi titik persilangan dan pertemuan seni-budaya di kawasan Asia. Singapura menyusul Jepang, Cina dalam ekonomi kreatif.
DIAN YULIASTUTI