Krisis Identitas Sastra Indonesia dan Malaysia

Reporter

Editor

Selasa, 8 Agustus 2006 20:18 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Banyak sudah karya sastra yang membahas krisis identitas dalam perilaku anak negeri seperti Salah Asuhan karya Abdoel Moeis, dan Anak Semua Bangsa karya Pramoedya Ananta Toer. Ini juga terjadi pada cerita pendek dari negeri jiran, Salah Pimpin dan Cerita Sepanjang Jalan IX karya sastrawan Malaysia, Keris Mas. Perbandingan karya sastra Indonesia dan Malaysia dalam membidik krisis identitas tersebut menjadi salah satu tema yang dibahas dalam Konferensi Internasional Kesusasteraan yang digelar kemarin di Hotel Maharaja, Jakarta. Dalam makalah tertulis Rahimah Haji A. Hamid, pengajar dari Universiti Sains Malaysia, bertajuk Pemaparan Krisis Identiti dalam Karya Terpilih Pengarang Malaysia dan Indonesia disebutkan, pada dasarnya krisis identitas yang diperbincangkan Pramoedya dalam Anak Semua Bangsa maupun Mochtar Lubis dalam Abu Terbakar Hangus tidak dapat diperbandingkan dengan karya sejenis dari pengarang Malaysia. Soalnya, tidak satupun karya Malaysia yang sama sebangun dengan kisah mereka, kata Rahimah. Cara penjajahan yang berbeda antara penjajah Inggris di Malaysia dan penjajah Belanda di Indonesia memberi corak berbeda dalam persoalan krisis indetitas di antara kedua bangsa ini. Pada Anak Semua Bangsa misalnya, kata Rahimah, melalui bacaan pascakolonial, novel ini mampu menampilkan wacana pribumi yang positif dimana sang tokoh kembali dalam budaya aslinya. Selain dapat keluar dari krisis identitas, tambah Rahimah, tokoh ini juga menjadi pribadi yang jauh lebih berkarakter ketimbang saat di bawah peliharaan penjajah Belanda. Sementara itu, tokoh Husin dalam cerita pendek Cerita Sepanjang Jalan (IX) karya penulis Malaysia, Keris Mas, sedikit banyak memiliki persamaan dengan tokoh Hanafi dalam Salah Asuhan karya penulis Indonesia, Abdul Moeis. Dalam kedua karya ini Rahima melihat, kedua tokoh tersebut mengalami kegamangan terhadap kebudayaan leluhurnya. Mereka mudah berasa kagum dengan budaya penjajah yang dirasakan lebih hebat dan lebih perkasa daripada budayanya sendiri, Rahima menegaskan. Persamaan maupun perbedaan yang muncul dalam karya sastra kedua negara mengenai krisis identitas, kata Rahima, bagaimanapun layak untuk dibicarakan. Karya mereka menunjukkan betapa hebat, ebsar dan mendasarnya persoalan krisis identitas dalam wacana pasacakolonial, ujar Rahima. SITA PLANASARI A

Berita terkait

Seri Poco F6 Kembali Kantongi Sertifikasi, Peluncurannya Semakin Dekat

3 menit lalu

Seri Poco F6 Kembali Kantongi Sertifikasi, Peluncurannya Semakin Dekat

Poco F6 muncul di sertifikasi dengan nomor model "24069PC12G".

Baca Selengkapnya

Vivo Y38 5G Resmi Dirilis di Taiwan, Ini Spesifikasinya

4 menit lalu

Vivo Y38 5G Resmi Dirilis di Taiwan, Ini Spesifikasinya

Vivo Y38 5G memiliki chipset Snapdragon 4 Gen 2 dan RAM LPDDR4x 8 GB dengan penyimpanan internal UFS 2.2 256 GB.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

4 menit lalu

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.

Baca Selengkapnya

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

7 menit lalu

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw membenarkan banjir menggenangi Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

13 menit lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Atasi Penerima KIP Kuliah yang Tidak Tepat Sasaran, Kemendikbud Minta Kampus Evaluasi

18 menit lalu

Atasi Penerima KIP Kuliah yang Tidak Tepat Sasaran, Kemendikbud Minta Kampus Evaluasi

Viralnya kasus dugaan penerima KIP Kuliah bergaya hedon, Kemendikbudristek akan mengambil langkah.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

25 menit lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Mengintip Restoran Bintang Michelin Tempat Lisa Blackpink Kencan dengan Frederic Arnault

25 menit lalu

Mengintip Restoran Bintang Michelin Tempat Lisa Blackpink Kencan dengan Frederic Arnault

Bagi yang ingin mencoba pengalaman Lisa Blackpink, harga makanan di restoran ini mulai dari 190 euro atau Rp3,3 juta per hidangan.

Baca Selengkapnya

Jadwal Final Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Indonesia vs Cina, Simak Susunan Pemainnya

35 menit lalu

Jadwal Final Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Indonesia vs Cina, Simak Susunan Pemainnya

Tim bulu tangkis putri Indonesia akan menghadapi Cina pada partai final Piala Uber 2024. Simak jadwal dan susunan pemainnya.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

35 menit lalu

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

Polisi mengungkap penyebab terjadinya penganiyaan di Kampus STIP Jakarta yang menyebabkan seorang taruna tewas.

Baca Selengkapnya