Mengulas Seni Rajah Tubuh, Mengenal Jenis Tato
Editor
Rina Widisatuti
Minggu, 7 Agustus 2016 20:48 WIB
TEMPO.CO, Denpasar - Rumah Sanur Creative Hub di Denpasar menggelar Workshop Tattoo#1, hari ini, 7 Agustus 2016. Workshop kali ini membahas tentang Standard Operating Procedure (SOP). Sepuluh seniman tato di Bali hadir dalam acara tersebut.
Putu Agus Eka Prasantika, seniman tato asal Denpasar, mengatakan tujuan workshop untuk mengedukasi seniman tato pemula untuk lebih memahami tentang prosedur. "Yang terpenting kami memberi materi higienitas, karena tato berhubungan dengan darah, jadi harus hati-hati," katanya kepada Tempo di Rumah Sanur - Creative Hub, Denpasar, Minggu, 7 Agustus 2016.
Pria yang akrab disapa Kink, 28 tahun, juga membicarakan tentang jenis tato, yakni Old School Tattoos dan New School Tattoos dalam Workshop Tattoo #1. Ia menjelaskan Old School Tattoos adalah jenis tato yang mengangkat motif tradisional. "Cirinya tampilan gambar tidak berdimensi, garis tebal, blocking padat. Selain itu juga teknik pewarnaan dan penempatan," ujarnya.
Jenis New School Tattoos, tutur Kink, adalah perkembangannya setelah tato melewati Neo Traditional Tattoos. "Tampilan gambar lebih berdimensi, teknik pewarnaan sudah berkembang efek cahaya (lighting) dan banyak kolaborasi warna,' tutur pria pemilik studio Kink Tattoo Bali.
Pemateri lain, Sutha Lontong, seniman beraliran Urban Tattoo menjelaskan cikal bakal Urban Tattoo berkembang dari Urban Art. "Asal katanya dari Urbanos artinya kota, muncul dari penduduk di perkotan tentang masalah sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Kemudian, timbul keinginan berkreasi karya seni di ruang publik misalnya, tembok," kata pria berusia 35 tahun itu.
Dari Urban Art itu, ujar dia, media seni berkembang sampai ke kulit manusia. Menurut Sutha, tato kulit juga bagian dari milik publik, dan kehadiran Urban Tattoo adalah sebuah pembongkaran sebuah pakem seni urban.
"Urban tattoo itu terkesan merusak, karena menimbulkan seni yang baru tetap menonjolkan estetika. Ciri gambarnya agak kekanak-kanakan, tapi itu menjadi kejujuran," katanya.
BRAM SETIAWAN