Teater Visa, Parodi tentang Birokrasi Mendapatkan Visa  

Reporter

Senin, 1 Agustus 2016 20:33 WIB

Teater Visa di Salihara. salihara.org

TEMPO.CO, Jakarta - Bukan rahasia lagi bahwa proses memperoleh visa untuk bepergian ke luar negeri bukanlah hal gampang. Terlebih bila negara yang dituju adalah Amerika Serikat. Peristiwa yang biasa muncul pada saat proses antre meminta visa di Konsulat Amerika Serikat itu diparodikan secara jenaka, namun kontemplatif dalam pentas Teater Visa.

Skenario Teater Visa ditulis oleh Goenawan Mohamad. Teater Satu Bandar Lampung dan peserta kelas akting Salihara berkolaborasi mementaskan naskah ini dalam pertunjukan dua hari di Teater Salihara, Jakarta Selatan, 29-30 Juli 2016, pukul 20.00 WIB. “Naskah ini juga mengangkat paranoia Amerika Serikat setelah tragedi menara kembar,” kata sutradara Iswadi Pratama yang ditemui saat gladi resik, Kamis, 28 Juli 2016.

Beberapa adegan yang ditampilkan dalam pentas antara lain bagaimana orang berimpit-impitan antre untuk mendapatkan visa di konsulat. Kejadian menarik saat antre, seperti kekesalan pada yang menerobos antrean, berkenalan dengan orang di sebelah, atau penolakan dari petugas, turut dimunculkan.

Kita juga menemukan beragam alasan penolakan pemberian visa, seperti nama yang islami, mata sipit, atau pernah berkaitan dengan komunis. Ini terlihat sepele dan mengada-ada, tapi tak jarang memang terjadi. Selain itu, dialog basa-basi antara sesama pemohon saat menunggu memantik diskusi menarik, dari sekadar hendak ke mana di Amerika hingga pertanyaan besar, “Untuk apa sebenarnya kita pergi?”

Aktris Sha Ine Febriyanti yang pernah mengikuti kelas akting Salihara turut tampil dalam pentas ini. Ine berperan sebagai Emile yang kerap mempertanyakan apakah ia harus pergi atau tidak pergi ke Amerika Serikat. Selain itu, Sita Nursanti, Budi Suryadi, Syakieb Sungkar, dan Budi Laksana turut terlibat sebagai aktor.

Visa sebelumnya pernah dipentaskan Teater Lungid (Solo) pada 2009 dan Teater Satu (Bandar Lampung) pada 2012. Iswadi mengatakan, secara garis besar, cerita tidak berubah dari lakon awal. “Namun kami mencoba memperhalus. Kalau dulu semua dibahasakan secara verbal, sekarang lewat simbol,” ucap Iswadi.

MOYANG KASIH

Berita terkait

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

2 hari lalu

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

Goenawan Mohamad mengatakan etik bukanlah sesuatu yang diajarkan secara teoritis, melainkan harus dialami dan dipraktikkan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

2 hari lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

Dies Natalis Politeknik Tempo kali ini mengambil tema "Kreativitas Cerdas Tanpa Batas" dihadiri segenap civitas akademika Politeknik Tempo.

Baca Selengkapnya

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

11 hari lalu

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

Hakim MK telah memutuskan hanya 14 amicus curiae, yang dikirimkan ke MK sebelum 16 April 2024 pukul 16.00 WIB yang akan didalami di sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

52 hari lalu

Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

57 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Majalah Tempo telah berusia 53 tahuh, pada 6 Maret 2024. Panjang sudah perjalanannya. Berikut profil para pendiri, Goenawan Mohamad (GM) dan lainnya.

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

58 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Berdiri Meski Berkali-kali Alami Pembredelan dan Teror

Hari ini, Majalah Tempo rayakan hari jadinya ke-53. Setidaknya tercatat mengalami dua kali pembredelan pada masa Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

9 Februari 2024

Goenawan Mohamad Sebut Jokowi Tak Paham Reformasi, Merusak MA hingga Konstitusi

Pendiri Majalah Tempo Goenawan Mohamad atau GM menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ini seolah pemerintahan Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

9 Februari 2024

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

Budayawan Goenawan Mohamad bilang ia tak jadi golput, apa alasannya? "Tanah Air sedang menghadapi kezaliman yang sistematis dan terstruktur," katanya.

Baca Selengkapnya

ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

2 Februari 2024

ArtSociates Gelar Pameran Goenawan Mohamad di Galeri Lawangwangi Bandung

Karya Goenawan Mohamad yang ditampilkan berupa sketsa drawing atau gambar, seni grafis, lukisan, artist book, dan obyek wayang produksi 2016-2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

27 November 2023

Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Forum Lintas Generasi Buat Seruan Jembatan Serong

Forum Lintas Generasi meminta masyarakat bersuara jujur dan jernih dalam Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya