TEMPO.CO, Berlin - Band asal Indonesia, Simponi, tampil di Cafe Engels di Berlin, Rabu malam, 15 Juni 2016. Pertunjukan selama tiga jam itu penuh sesak dengan penonton. Ini merupakan rangkaian dari tur mereka ke Jerman, Prancis, dan Italia 12 Juni sampai 8 Juli 2016.
Simponi, singkatan dari Sindikat Musik Penghuni Bumi berkibar di Eropa setelah menang kompetisi 'Sounds of Freedom' yang diselenggarakan oleh organisasi One Law for All di London, unfuk lagu berjudul Sisters in Danger.
Band yang lagu-lagunya bertema kritik sosial ini, punya caranya sendiri membangun kepedulian publik untuk menghentikan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak. Mereka biasanya tidak hanya tampil di panggung, tapi juga mengajak penonton terlibat dalam diskusi.
Lagu Sisters in Dangers pun berisi kemarahan atas kondisi darurat seksual di Indonesia, di mana korban tidak mendapatkan perlindungan malah dipojokkan. "In Indonesia we are busy with punishing the victim," kata vokalis band Mulya Berkah Gamulya.
Dalam penampilan di Berlin itu, band dengan delapan anggota ini, memilih lagu Terlalu Banyak sebagai pembuka. Lagu tentang banyaknya kasus kekerasan seksual yang terjadi. Data resmi Komnas Perempuan mencatat setiap hari setidaknya 35 perempuan jadi korban kekerasan seksual.
Hampir keseluruhan lagu-lagu Simponi dimaksudkan untuk mengingatkan betapa beragam dan banyaknya masalah sosial, lingkungan hidup, intoleransi dan hak asasi manusia di Indonesia.
Menurut Mulya, karena mengingatkan lewat lagu saja dirasa tidak cukup, maka digagaslah program diskusi musikal di mana ada interaksi terarah. Umpama soal kekerasan seksual, Simponi menggagas prorgram diskusi musikal mengenai masalah seksualitas dan kekerasan seksual untuk dibahas di lembaga-lembaga pendidikan di Jakarta.
Dalam program tersebut bahan diskusi disampaikan lewat lagu, kemudian diikuti dengan diskusi. Awalnya Simponi menawarkan program ini kepada 20 sekolah di Jakarta. Namun sejumlah besar sekolah dan universitas menolak, dengan alasan kesetaraan gender bukan prioritas dan isu kekerasan seksual dianggap terlalu riskan.
"Awalnya laki-laki membenci kami saat kami berbicara kepada mereka mengenai kekerasan seksual," kata Mulya. Namun, karena fakta-fakta disampaikan melalui musik, sikap resisten dapat berubah menjadi pengertian. Melalui program diskusi musikal Simponi berhasil menjangkau 32.000 pelajar dan mahasiswa di 49 kota.
Informasi dalam bentuk lagu dan diskusi cukup menyerap perhatian dari publik Jerman. Terlihat banyak yang terlihat terkejut. Namun demikian Simponi mengingatkan bahwa kekerasan seksual adalah masalah setiap negara. Jerman pun juga tidak luput dari masalah. "Di Jerman, terjadi 160 ribu kasus perkosaan tiap tahun. Sebanyak 10 kasus terjadi saat October Fest," kata Mulya dalam bahasa Inggris.
October Fest adalah ajang pesta minum bir terkenal di Jerman.
TIA CLAUDIA (BERLIN) | YY
Berita terkait
Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis
4 menit lalu
Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.
Baca SelengkapnyaPemerintahan Jokowi Manjakan Kepala Desa, Apa Saja Keuntungan Finansialnya?
8 menit lalu
Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mengesahkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2024 tentang Desa atau UU Desa, yang mencakup Kepala Desa.
Baca SelengkapnyaXiumin Bakar Semangat Exo-L di Saranghaeyo Indonesia
16 menit lalu
Xiumin kemudian menyapa penonton dari balik layar. "Hey, yo! Halo," kata dia. Seketika sorakan penonton kembali menggema dan memenuhi ruangan.
Baca SelengkapnyaGagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden
19 menit lalu
Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.
Baca SelengkapnyaAS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah
22 menit lalu
Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.
Baca SelengkapnyaSuami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum
31 menit lalu
Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri
Baca SelengkapnyaMayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah
31 menit lalu
Serikat Pekerja Kampus (SPK) menyebut mayoritas dosen bergaji di bawah Rp 3 juta.
Baca Selengkapnyaindonesia Bakal Pamerkan Infrastruktur Hijau Dalam World Water Forum ke-10, Proyek Apa yang Menonjol?
38 menit lalu
Berbagai konsep dan realisasi infrastruktur energi hijau milik Pemerintah Indonesia bakal menampang di World Water Forum ke-10 di Bali.
Baca SelengkapnyaPengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu
39 menit lalu
Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.
Baca SelengkapnyaMulai Terganggu Netizen Julid, Abidzar Ingin Blokir dan Bikin Penggemar Sendiri
39 menit lalu
Abidzar menanggapi komentar julid netizen yang mempersoalkan tato palsu dan adegan menggendong perempuan di video barunya.
Baca Selengkapnya