Eko Siapkan Perempuan Jailolo Untuk Koreografi Terbaru
Editor
Dian Yuliastuti
Senin, 2 November 2015 21:38 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta -Setelah sukses mengusung koreografi Cry Jailolo ke kancah panggung internasional, koreografer dan penari Eko Supriyanto tengah menyiapkan lagi koreografi barunya. Koreografi masih bersumber dari tanah Jailolo, tetapi kali ini dia akan menggarap para perempuan muda Jailolo untuk tampil.
“Sedang disiapkan koreografinya, tapi penarinya nanti perempuan Jailolo,” ujar Eko Supriyanto kepada Tempo, ditemui usai pertunjukan pentas 100% Yogyakarta di Taman Budaya Yogyakarta, Sabtu, 31 Oktober 2015. “judul belum ada karena masih proses.”
Dia sudah memilih lima perempuan Jailolo untuk menjadi penari dari koreografinya. Para perempuan muda Jailolo ini diseleksi dari 280 orang yang berusia 16-18 tahun. Rencananya, Desember nanti mereka sudah akan masuk workshop untuk berlatih. Eko pun sudah sejak empat bulan lalu bekerja sama dengan tokoh tari dari Jailolo.
Untuk karya ini Eko juga berkolaborasi Tokyo Performing Arts Meeting (TPAM). Rencananya karya ini akan premier di acara TPAM di Tokyo pada Februari 2017. "Karena proses latihan setahun penuh
Cry Jailolo karya Eko, pertama kali dipertunjukkan di pentas Indonesia Dance Festival (IDF) 2014. Karya ini bercerita tentang kerusakan lingkungan di laut Jailolo, Halmahera, Maluku Utara akibat pemboman ikan. Saat itu Para pemuda Jailolo ini diiringi komposisi musik Setyawan Jayantoro dan dramaturgi dari Arco Renz.
Dari IDF, Eko membawanya ke Australia dalam sebuah festival. Dari Australia, Eko mempertontonkan anak-anak muda Jailolo ini beraksi di panggung-panggung internasional lainnya di Jepang, Selandia Baru, Eropa dan Amerika Serikat.
Karya ini juga sempat mengentak masyarakat Jerman dan Eropa dalam pentas di Gedung Kunstlerhaus Mousonturm, Frankfurt, Jerman. Gedung ini adalah satu tempat kesenian alternatif di Frankfurt. Gedung ini menjadi bagian utama perhelatan Indonesia LAB di Frankfurt. Indonesia LAB ini bagian dari dipilihnya Indonesia menjadi tamu kehormatan Frankfurt Book Fair 2015.
DIAN YULIASTUTI