Personil band Noah saat menghadiri peluncuran film Noah Awal Semula di XXI Epicentrum, Jakarta, (11/11). Film tersebut tentang kisah kebangkitan grup band Noah yang beranggotakan Ariel, Uki, Lukman, Reza, dan David, dari keterpurukan. TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Jakarta - Sukses gelar konser di tiga kota di Amerika Serikat, Noah berbagi cerita tentang pengalamannya. Para personel band asal Bandung ini mengaku bangga karena musik bisa diterima dengan baik di negara Abang Sam tersebut.
"Musik bisa runtuhkan barrier bahasa," ungkap Ariel, Jumat, 23 Oktober 2015, di Hard Rock Cafe, Jakarta. Ia menyaksikan bagaimana para penonton menikmati musik yang mereka sajikan.
"Selama mainkan beberapa lagu, saya lihat ada beberapa orang sana yang ikut menikmati, ada yang nari," lanjut Ariel.
Hal ini juga dipertegas David, sang keyboardis. "Saya sempetnonton band New York juga, terus ada orang native yang nanyain tentang Noah, nanyanya persis ke saya," kata David.
Ia setuju dengan pendapat Ariel bahwa musik bersifat universal yang bisa dinikmati siapa pun. "Kesannya bule itu lebih dari segalanya, ternyata enggak. Mereka sangat mengapresiasi musik kita," kata dia.
Meski musik mereka diterima dengan baik, tapi nyatanya, Ariel berpendapat untuk memasuki pasar musik Amerika memang sulit. "Musik masih gampang tapi strategi marketing-nya berat," ucap Ariel.