Membangun Tradisi Kritis Lewat Media Lukisan

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 8 Juli 2015 19:29 WIB

Joko Pekik, pelukis Satu Milyar asal Grobogan , mendemontrasikan keahliannya melukis di depan ratusan pengunjung Pasar Seni Lukis Indonesia 2014 di JX International, Surabaya, 5 Oktober 2014. Sejumlah lukisan karya Joko Pekik laku di pasaran hingga 1 Milyar rupiah. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Yogyakarta - Di depan enam remaja yang jadi anak didiknya, pelukis Nasirun tak ragu menuang cairan cat ke atas permukaan kertas. Dengan tangan kanan berbalut kain, ia lalu meratakannya. Kertas putih berukuran sekitar satu meter persegi itu pun kini belepotan dengan cat penuh warna. “Nah silakan menggambar di sini,” kata pelukis yang karyanya laris manis ini, Senin sore 6 Juli 2015.

Beberapa meter dari tempat Nasirun “mengajar”, pelukis Joko Pekik terlihat duduk bersantai di atas kursi. Di depannya beberapa orang sibuk menyapukan kuas penuh cat ke atas permukaan kertas. “Kalau capek boleh berhenti sebentar, melukis sampai malam juga tak apa-apa,” katanya memberi arahan melukis pada kelompoknya.

Puluhan orang terlibat dalam acara melukis bersama di bawah pohon beringin “Soekarno” kampus Sanata Dharma Yogyakarta, Senin sore 6 Juli 2015. Mereka dipandu langsung oleh pelukis senior Yogyakarta. Selain Nasirun dan Pekik, delapan perupa lain adalah Edi Sunaryo, Totok Buchori, Melodia, Arrahmaiani, Bunga Jeruk, Laksmi Sitaresmi, Sigit Santoso, dan Andre Tanama.

Melukis Bersama 10 Seniman Terkemuka, demikian judul acara itu, merupakan pembuka “Indonesia Berkabung”, sebuah proyek seni yang digagas sekelompok seniman dan akademisi di Yogyakarta. Proyek ini berlangsung dalam berbagai kegiatan dan berlangsung hingga Desember mendatang. Dari festival musik; lomba puisi, poster, dan teater, hingga seminar bertema anti korupsi.

Pegiat Seni Indonesia Berkabung, Agung Kurniawan, mengatakan seluruh rangkaian itu akan digelar di empat kampus di Yogyakarta. Sanata Dharma, Gadjah Mada, Duta Wacana, dan Institut Seni Indonesia. “Lewat kegiatan seni semacam ini kami ingin mengajak orang kampus lebih peduli terhadap persoalan rakyat,” katanya.

Waktu penyelenggaraan kegiatan yang panjang, pada dasarnya upaya terus menerus untuk mengingatkan elit politik yang telah mematikan harapan masyarakat terhadap kondisi Indonesia yang lebih baik. Indonesia Berkabung, kata dia, berfokus pada tiga tema utama. Menggugat elit politik yang berkhianat pada rakyat, menagih janji Presiden Joko Widodo untuk memperkuat peran komisi antirasuah, dan mengingatkan kembali makna keistimewaan bagi Yogyakarta. “Desember nanti,” kata Agung, “Kami akan menyerahkan piala Jenderal Polisi Hoegeng bagi pemenang lomba.”

Hoegeng? Ya, Indonesia Berkabung sengaja memilih tokoh kepolisian nasional sebagai nama untuk anugerah anti korupsi. Hoegeng Imam Santoso adalah seorang bekas Kepala Polri. Ia dikenal sebagai sosok bersahaja dan aparat penegak hukum yang jujur.

Akademisi Sanata Dharma Gregorius Budi Subanar mengatakan paska gerakan reformasi 1998, peran mahasiswa sebagai “agen perubahan” seolah balik kandang. Mereka kembali ke kampus dan lebih sibuk bergelut dengan mata kuliah dibanding mengkritisi kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat. “Lihatlah kampus sekarang kan adem ayem. Ya pengajar, ya mahasiswanya,” katanya.

Menurut dia, lewat media seni semacam ini, sikap kritis dunia kampus terhadap persoalan sosial dan politik di Tanah Air bisa bergairah kembali.

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

12 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

51 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

59 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

11 Desember 2023

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Pada 11 Desember 2004, musisi Harry Roesli tutup usia. Ia merupakan seorang pemain musik yang dijuluki Si Bengal dan pencipta lagu yang produktif.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya