TEMPO.CO, Jakarta - Banyak cara untuk menunjukkan kecintaan pada budaya tanah air. Presenter sekaligus perancang busana Iwet Ramadhan, 33 tahun, memilih mengungkapkan perasaan itu dengan merancang busana berbahan dasar kain batik.
Beautiful Sorrow, begitu nama rancangannya. "Beutiful sorrow adalah motif yang saya ciptakan. Dasarnya, motif ini diambil dari satu motif klasik di Pekalongan yakni batik Kelengan," katanya saat ditemui di Pacific Place, Jakarta, Rabu, 1 Juli 2015.
Menurut pemilik nama lengkap Wethandrie Ramadhan ini batik kreasinya itu banyak dipengaruhi oleh budaya Cina. "Batik kelengan punya dasar warna putih dan biru yang merepresentasikan surga dan kesedihan," ungkapnya. "Jadi, ketika ada orang meninggal di Cina, mereka tidak memakai baju hitam melainkan warna putih yang memiliki arti surga."
Namun, pria yang juga dikenal sebagai penyiar radio itu mengaku ragu dan takut jika hanya memakai dua warna tersebut. Ia tak mau orang beranggapan bahwa setiap orang yang memakai kain berwarna putih dan biru akan dianggap sedang bersedih.
"Jadi, yang saya lakukan adalah memberikan aksen warna merah dalam motif hewan-hewan seperti hewan bangau yang juga melambangkan cinta kasih dan umur panjang," katanya.
Iwet mengatakan akan konsisten untuk membuat batik. Ia juga ingin membuat semua orang memahami arti motif batik yang mereka pakai. "Di Indonesia masih banyak orang pakai batik tapi enggak tahu makna batik yang mereka kenakan," katanya. Maka dari itu, di setiap label pakaiannya Iwet selalu mencantumkan keterangan tentang arti motif batik yang ia gunakan.