Bersih Kampung Sekaligus Ubah Persepsi Buruk Art Street

Reporter

Jumat, 26 Juni 2015 05:51 WIB

Seorang pengendara motor melintas di depan sebuah lukisan mural pesan masyarakat gerakan pemilu bersih, di Taman Ria, Senayan, Jakarta (31/3). Pesan mural tersebut merupakan sindiran juga peringatan bagi para calon legislatif dalam strateginya saat pemilu. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Yogyakarta -Sekelompok seniman street art melakukan kegiatan bersih kampung , terutama pada tembok atau dinding rumah waga. .Tak hanya membersihkan dinding dari coretan dan tempelan poster atau iklan yang ditempel sembarangan.


Kegiatan ini mereka sebut Merti Kampung, untuk mengupayakan perubahan persepsi buruk terhadap seni jalanan. Kegiatan sekaligus menjadi sentilan bagi promosi komersial yang bertaburan menghias setiap sudut kota. “Ruang-ruang itu milik publik jadi jangan seenaknya diisi untuk iklan saja,” kata Pegiat Forum Street Art Yogyakarta Muhammad Sigit Nurcahyo, Sabtu, 20 Juni 2015, pecan lalu.

Salah satu bentuk kegiatan Merti Kampung adalah membersihkan dinding luar rumah warga yang kotor oleh coretan atau tempelan poster dan iklan. Berikutnya, tembok-tembok itu mereka gambari dengan karya milik seniman jalanan. “Sebelumnya kami minta izin dulu sama yang punya rumah,” katanya.

Selain menjadi sarana menyampaikan pesan, bagi para seniman, dinding-dinding itu ibarat ruang pameran. Tak jarang dari sinilah, karya mereka mendapat apresiasi publik. Karya Sigit berjudul Solidaritas untuk Bali Tolak Reklamasi misalnya, bergambar seorang perempuan penari Bali. karya itu kini menjadi gambar untuk perangko Austria.


Dalam sejarahnya, seni jalanan memang menjadi ekspresi protes dari kelompok masyarakat yang tersisihkan secara sosial dan politik. Mereka membuat coretan tulisan (grafiti) dan gambar lewat teknik mural atau stensil di tempat publik untuk menyampaikan pesan.

Sayangnya, di dalam negeri karya seni jalanan masih dipandang sebelah mata. Sekalipun di Yogyakarta, kota yang selama ini dikenal sebagai gudang seni dan budaya di Indonesia. Dua tahun lalu, seorang remaja berusia belasan tahun dijatuhi kurungan tujuh hari gara-gara menulis “Jogja Ora Didol” di sebuah bangunan di Pojok Beteng Wetan.


ANANG ZAKARIA



Advertising
Advertising







Berita terkait

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

20 Februari 2020

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

Forum Seniman ragukan pernyataan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait tak akan mengkomersialisasi kawasan pusat kesenian itu usai revitalisasi TIM.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

1 Mei 2019

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

Serikat pekerja media dan industri kreatif atau Sindikasi mendorong ekosistem kerja yang berkeadilan di peringatan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

23 Oktober 2018

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

Seniman muda Bandung, Etza Meisyara, menyumbangkan seluruh hasil karyanya yang terjual di pameran tunggalnya di Prancis untukkorban gempa Palu.

Baca Selengkapnya

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

9 Oktober 2018

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

Sejumlah seniman di Yogyakarta punya cara sendiri untuk menyikapi kasus Ratna Sarumpaet dan berbagai kabar hoax yang beredar di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

7 Oktober 2018

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

Gitaris grup band punk Marjinal, Mike, bersama sejumlah aktivis dan seniman ikut memantau pertemuan IMF - World Bank di Bali.

Baca Selengkapnya

Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

26 Juli 2018

Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

Upaya cepat yang dilakukan Anies Baswedan menangani Kali Item mendapat respons beberapa pihak salah satunya seniman mural

Baca Selengkapnya

Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

11 Januari 2018

Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

Beberapa orang akan berpikir bahwa seorang seniman tidak akan mendapatkan pekerjaan dan tidak bisa bertahan. Simak pengalaman pelukis Naudal Abshar.

Baca Selengkapnya

Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

17 Oktober 2017

Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

Instalasi seni Teguh Ostenrik yang ketujuh, ditanam untuk mengembalikan keindahan laut Pulau Bangka

Baca Selengkapnya

Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

22 September 2017

Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

Malam ini, Teras Budaya Tempo menggelar kegiatan penggalangan dana bertajuk Simpati untuk sastrawan Hamsad Rangkuti.

Baca Selengkapnya

Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

21 Juli 2017

Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

Seniman Tisna Sanjaya memprotes Panitia Khusus Angket DPR soal KPK dengan melakukan performance art di samping Gedung Merdeka Bandung.

Baca Selengkapnya