Rektor: Mengapa 8.500 Mahasiswa IKJ Drop Out?  

Reporter

Selasa, 23 Juni 2015 17:02 WIB

Parade Ondel-ondel saat acara Kontribusi Lestarikan Kebudayaan Betawi di Kawasan HI, Jakarta, Minggu (16/8). Parade yang diikuti 50 komunitas Betawi dari 5 Wilayah di Jakarta ini menyusuri Bundaran HI hingga Lapangan Irti Monas. TEMPO/Tri Handiyatno

TEMPO.CO, Jakarta - Untuk merayakan 45 tahun berdirinya Institut Kesenian Jakarta (IKJ), panitia akan menggelar berbagai acara seni budaya, mulai dari bazar seni, pameran, pemutaran film, kompetisi lukis, pentas musik, hingga acara karnaval atau arak-arakan. Acara akan digelar mulai 25-27 Juni 2015.

"Acara-acara ini merupakan bentuk ucapan syukur kami sudah menapaki usia ke-45," ujar ketua panitia ulang tahun sekaligus Wakil Rektor Bidang Kerja Sama IKJ Melina Surya Dewi, saat konferensi pers di Galeri Cipta III, Senin, 22 Juni 2015.

Beberapa acara yang digelar nanti, kata Melina, merupakan karya dari para mahasiswa dan alumnus kampus yang awalnya bernama Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta tersebut. Seperti pemutaran film, pameran internasional kolaborasi dari Fakultas Seni Rupa IKJ dan Sookmyung University-Korea Selatan, konser musik, dan arak-arakan yang dikomandoi oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Subarkah Hadisarjana.

Arak-arakan ini nantinya akan bernuansa Betawi. "Yang diarak tumpeng, arak-arakan kecil-kecilan saja dengan gaya Betawi, ada kembang kelapa dan ondel-ondel juga," ujar Subarkah. Menurutnya, Betawi ini punya warna yang beragam latar budaya dari Cina, India, Arab, Portugis, Belanda, dan sebagainya. Budaya Betawi juga punya budaya yang jenaka, spontan untuk persahabatan. Simbol Betawi yang kuat ini juga diambil karena IKJ berada di Betawi, Jakarta. Perguruan tinggi ini dikatakan punya sejarah yang berbeda dengan sekolah seni yang lain.

Yang menarik adalah paparan Rektor IKJ Wagiono Soenarto. Selama 45 tahun, perguruan tinggi sudah meluluskan lebih dari 3.000 lulusan D-III, D-IV, S-1, dan S-2. Tapi mereka juga mempunyai 8.500 mahasiswa yang tidak lulus alias drop out. "Mereka tidak lulus tapi langsung jadi seniman. Kami terlalu cepat mendidik rupanya," ujar Wagiono disambut tawa hadirin. "Bukan bangga tapi itulah sejarah kami."

Sebanyak 8.500 yang tidak lulus ini, kata Wagiono, merupakan kegagalan sejarah. Meskipun demikian banyak dari mereka malah lahir jadi seniman yang hebat. Contohnya, disebut Iwan Fals. Menurutnya, mereka yang tidak lulus ini kebanyakan mahasiswa awal ketika IKJ berdiri. Saat didirikan, IKJ bernama Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta. Waktu itu, kata dia, IKJ didirikan tidak ikuti konsep pendidikan dari Direktorat Pendidikan Tinggi dan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. "Kan konsepnya sanggar. Konsep lulus atau tidak lulus itu ya di masyarakat."

Dia memaparkan, kini IKJ menerima tak kurang 500 mahasiswa baru dan meluluskan 400 mahasiswa tiap tahunnya. Menurutnya angka kelulusan makin lama makin tinggi. Kendati demikian dia mengakui tantangan ke depan makin berat. Yakni tetap menjalankan visi dan misi para perintis dan pendiri untuk mewujudkan sekolah yang tidak melulu berorientasi material tapi juga idealisme. Tantangan lainnya adalah perkembangan teknologi yang harus dilewati oleh mahasiswa dan pengajar.

DIAN YULIASTUTI

Berita terkait

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

20 Februari 2020

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

Forum Seniman ragukan pernyataan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait tak akan mengkomersialisasi kawasan pusat kesenian itu usai revitalisasi TIM.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

1 Mei 2019

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

Serikat pekerja media dan industri kreatif atau Sindikasi mendorong ekosistem kerja yang berkeadilan di peringatan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

23 Oktober 2018

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

Seniman muda Bandung, Etza Meisyara, menyumbangkan seluruh hasil karyanya yang terjual di pameran tunggalnya di Prancis untukkorban gempa Palu.

Baca Selengkapnya

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

9 Oktober 2018

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

Sejumlah seniman di Yogyakarta punya cara sendiri untuk menyikapi kasus Ratna Sarumpaet dan berbagai kabar hoax yang beredar di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

7 Oktober 2018

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

Gitaris grup band punk Marjinal, Mike, bersama sejumlah aktivis dan seniman ikut memantau pertemuan IMF - World Bank di Bali.

Baca Selengkapnya

Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

26 Juli 2018

Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

Upaya cepat yang dilakukan Anies Baswedan menangani Kali Item mendapat respons beberapa pihak salah satunya seniman mural

Baca Selengkapnya

Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

11 Januari 2018

Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

Beberapa orang akan berpikir bahwa seorang seniman tidak akan mendapatkan pekerjaan dan tidak bisa bertahan. Simak pengalaman pelukis Naudal Abshar.

Baca Selengkapnya

Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

17 Oktober 2017

Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

Instalasi seni Teguh Ostenrik yang ketujuh, ditanam untuk mengembalikan keindahan laut Pulau Bangka

Baca Selengkapnya

Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

22 September 2017

Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

Malam ini, Teras Budaya Tempo menggelar kegiatan penggalangan dana bertajuk Simpati untuk sastrawan Hamsad Rangkuti.

Baca Selengkapnya

Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

21 Juli 2017

Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

Seniman Tisna Sanjaya memprotes Panitia Khusus Angket DPR soal KPK dengan melakukan performance art di samping Gedung Merdeka Bandung.

Baca Selengkapnya