Kondang Sutrisno Pimpin Persatuan Dalang  

Reporter

Kamis, 21 Mei 2015 16:04 WIB

Tegar Surya Samuaji, seorang dalang cilik memainkan lakon Jabang Bungkus saat Festival Dalang Cilik di Dinas Pendidikan Kota Surabaya, 25 Februari 2015. Festival tersebut diikuti 10 dalang cilik dari sejumlah kota di Jawa Timur. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Kondang Sutrisno resmi menduduki pucuk pimpinan organisasi dalang, Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) periode 2015-2020. Kondang menggantikan Ekotjipto, dalam Musyawarah Nasional Munas VI PEPADI yang diselenggarakan di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur, 30 Maret 2015.

Dalam kepengurusan organisasi dalang ini, Kondang memasukkan banyak dalang generasi muda, hampir 85 persennya. Termasuk di antaranya adalah Nanang Hape yang terkenal dengan wayang urbannya dan Dunung Basuki Kurniawan yang selama ini cukup banyak terlibat dalam produksi bersama seniman Sujiwo Tedjo.

Hal ini sesuai dengan tema pelantikan dan pengukuhan kepengurusan, "wayang untuk generasi muda" yang dilaksanakan di Gedung Pewayangan Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Rabu malam, 20 Mei 2015.

Para pengurus menilai tantangan dan tanggung jawab melestarikan dan mengenalkan wayang kepada generasi muda. "Wayang adalah milik generasi muda dan wayang adalah generasi muda itu sendiri," ujar Kondang dalam siaran pers Tempo, Kamis, 21 Mei 2015. “Ada generasi muda yang berpotensi meneruskan wayang. Ini kalau bisa harus dimulai dari pendidikan."

Kondang juga berharap pemerintah menetapkan Hari Wayang Nasional untuk mendongkrak lagi pengenalan, kecintaan, dan pelestarian wayang. "Bisa dibayangkan bila ini ditetapkan, maka pada hari itu akan menjadi momentum kegiatan pagelaran wayang di berbagai daerah di Indonesia," katanya.

Kondang Sutrisno lahir di Blora Jawa Tengah, 10 April 1968. Sejak kecil sudah menggemari wayang. Pada 1992, dia mendirikan Yayasan Putro Pendowo. Kecintaan terhadap wayang tidak terbatas pada wayang kulit Gaya Surakarta, Gaya Yogya, wayang golek Sunda, wayang kulit Betawi, wayang orang, dan wayang Bali. Pada 1995, Kondang mendirikan Sanggar Putra Dahana, guna mewadahi pelatihan tari, karawitan, dan pedalangan.

Dia juga mengoleksi wayang kulit purwa Gaya Surakarta baru dan lawas hingga mencapai 3.628 buah, wayang Gaya Yogyakarta 224 buah, wayang golek Sunda 220 buah, wayang kulit Serie Ramayana 240 buah, dan wayang khusus mahabharata 66 buah.

Acara pelantikan dilanjutkan dengan pagelaran wayang oleh dalang muda Nyi Nia Dwi Raharjo, 23 tahun. Nyi Nia, alumnus jurusan Pedalangan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta ini adalah juara I Dalang Tingkat Nasional 2014.

DIAN YULIASTUTI

Berita terkait

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

20 Februari 2020

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

Forum Seniman ragukan pernyataan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait tak akan mengkomersialisasi kawasan pusat kesenian itu usai revitalisasi TIM.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

1 Mei 2019

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

Serikat pekerja media dan industri kreatif atau Sindikasi mendorong ekosistem kerja yang berkeadilan di peringatan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

23 Oktober 2018

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

Seniman muda Bandung, Etza Meisyara, menyumbangkan seluruh hasil karyanya yang terjual di pameran tunggalnya di Prancis untukkorban gempa Palu.

Baca Selengkapnya

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

9 Oktober 2018

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

Sejumlah seniman di Yogyakarta punya cara sendiri untuk menyikapi kasus Ratna Sarumpaet dan berbagai kabar hoax yang beredar di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

7 Oktober 2018

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

Gitaris grup band punk Marjinal, Mike, bersama sejumlah aktivis dan seniman ikut memantau pertemuan IMF - World Bank di Bali.

Baca Selengkapnya

Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

26 Juli 2018

Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

Upaya cepat yang dilakukan Anies Baswedan menangani Kali Item mendapat respons beberapa pihak salah satunya seniman mural

Baca Selengkapnya

Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

11 Januari 2018

Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

Beberapa orang akan berpikir bahwa seorang seniman tidak akan mendapatkan pekerjaan dan tidak bisa bertahan. Simak pengalaman pelukis Naudal Abshar.

Baca Selengkapnya

Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

17 Oktober 2017

Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

Instalasi seni Teguh Ostenrik yang ketujuh, ditanam untuk mengembalikan keindahan laut Pulau Bangka

Baca Selengkapnya

Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

22 September 2017

Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

Malam ini, Teras Budaya Tempo menggelar kegiatan penggalangan dana bertajuk Simpati untuk sastrawan Hamsad Rangkuti.

Baca Selengkapnya

Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

21 Juli 2017

Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

Seniman Tisna Sanjaya memprotes Panitia Khusus Angket DPR soal KPK dengan melakukan performance art di samping Gedung Merdeka Bandung.

Baca Selengkapnya