Lomba Desain Batik Jogja Lampaui Target Peserta

Reporter

Senin, 11 Mei 2015 06:43 WIB

TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Jakarta -Panitia lomba desain batik khas Yogyakarta merasa bangga dengan tingginya minat masyarakat menjadi peserta lomba dengan masuknya 452 karya atau jauh di atas target yang diharapkan.

"Awalnya, kami hanya menargetkan 100 karya yang masuk. Namun, hingga batas akhir penyerahan karya ada 452 karya yang masuk. Artinya, masyarakat benar-benar memberikan perhatian yang besar pada lomba ini," kata Kepala Bidang Sumber Daya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, peserta lomba tidak hanya berasal dari masyarakat Yogyakarta saja tetapi hingga luar daerah seperti dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, bahkan ada peserta dari Kalimantan Selatan yang mengirimkan karyanya.

Tri menyebut, seluruh karya yang masuk ke meja panitia sudah memenuhi syarat desain batik yang ditetapkan yaitu pengembangan dari tiga motif batik tradisional Yogyakarta yaitu ceplok, semen dan parang dengan warga soga.

Panitia lomba kemudian memilih 20 karya yang menjadi nominasi terbaik untuk maju ke babak final. Peserta terpilih akan mempresentasikan karyanya di hadapan dewan juri pada Senin (11/5) di Griya UMKM Kota Yogyakarta.

"Peserta juga harus mengaplikasikan motif tersebut ke kain berukuran 2x1 meter," katanya.

Dari 20 peserta, akan dipilih enam peserta terbaik untuk ditetapkan sebagai pemenang. Dewan juri akan memilih karya berdasarkan aspek orisinalitasnya, dan karya belum pernah diikutsertakan dalam lomba apapun.

Total hadiah yang diperebutkan adalah Rp31,5 juta dan karya dari enam peserta terbaik akan diikutsertakan dalam Jogja Fashion Week tahun ini.

Selain itu, desain dari pemenang akan digunakan sebagai seragam bagi pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. "Namun, karya yang terpilih belum tentu karya dari pemenang pertama," katanya.

Lomba desain batik khas Yogyakarta ini didasarkan pada motif batik tradisional yang sudah ada, bukan mengangkat motif yang benar-benar baru seperti lomba yang diselenggarakan di daerah lain.

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

11 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

12 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

15 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

40 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

42 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

59 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya