Darurat Korupsi, Seniman Lawan dengan Estetis  

Reporter

Jumat, 6 Maret 2015 10:49 WIB

Seorang pegiat seni tengah memasang poster dalam pameran seni rupa bertajuk SeniLawan Korupsi di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 5 Maret 2015. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Para seniman Jakarta menilai situasi dalam keadaan darurat korupsi. Karenanya mereka mendeklarasikan perlawanan terhadap korupsi yang sudah merajalela.

Para seniman mendeklarasikan perlawanan terhadap korupsi di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Kamis malam,5 Maret 2015. Deklarasi dibacakan oleh Irawan Karseno, Ketua Dewan Kesenian Jakarta mewakili puluhan seniman yang terlibat dalam gerakan #SeniLawanKorupsi.

“Kami hanya ingin mendeklarasikan perlawanan yang esetis dan penuh kegairahan terhadap kuasa dan tangan- tangan korupsi yang merajalela kini,” ujar Irawan yang disambut tepuk tangan para hadirin yang memenuhi gedung.

Irawan mengatakan perlawanan ini muncul karena para seniman merasa prihatin terhadap situasi saat ini. Menurut Irawan, mereka adalah wakil dari masa yang penuh krisis hukum dan keadilan. Yakni masa ketika korupsi sudah memasuki setiap lini pemerintahan, hukum, dan kemasyarakatan. Dan mereka hidup dan bekerja dalam situasi tersebut. “Korupsi kini sedang hadir dengan kasar dan jumawa.”

Irawan menegaskan para seniman tak terbiasa untuk terlibat dan mengumumkan diri dari bagian suatu gerakan. Apalagi gerakan yang gaduh, tuduh menuduh dan menambah kisruh suasana yang serba tak menentu. “Hari ini adalah penegasan, kami tidak akan mengingkari sifat kami,” ujarnya.

Karenanya, menurut dia, para seniman ingin melakukan perlawanan terhadap korupsi dan menciptakan jalan melalui seni. Mereka ingin mengajak dan melibatkan masyarakat secara luas dalam perlawanan tersebut. Mereka meyakini dengan seni yang estetis bisa menghentikan korupsi. “Ini perlawanan bersama terhadap kuasa dan tangan korupsi yang sistemik dan banal,” ujar seniman yang gemar merajah tubuhnya ini.

Deklarasi ini dibacakan usai orasi Darurat Korupsi: Anatomi Korupsi dan Biaya Sosial yang Mahal, yang disampaikan oleh Komisioner KPK Non Aktif Bambang Widjojanto. Sebelum Bambang Widjojanto tampil pula beberapa seniman seperti Nirwan Dewanto, Zen Hae dan Butet Kartaredjasa.

Tak kurang 23 lembaga seni yang dimotori Dewan Kesenian Jakarta, Koalisi Seni Indonesia dan puluhan seniman yang terlibat dalam #SeniLawanKorupsi. Mereka menggelar karya mereka kemarin hingga hari ini di loby Teater Kecil, Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Sepanjang siang hingga malam hari juga digelar aneka pertunjukan dengan benang merah dukungan terhadap pemberantasan korupsi.

Beberapa tokoh aktivis anti korupsi terlihat ikut hadir dalam acara semalam. Mereka adalahmantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein, mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana, pengamat hukum Refly Harun, aktivis anti korupsi dan Deputi VI Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP) Mas Achmad Santosa.

DIAN YULIASTUTI

Berita terkait

Syahrul Yasin Limpo Kerap Minta Bayar Tagihan Kacamata hingga Parfum ke Biro Umum Kementan

4 jam lalu

Syahrul Yasin Limpo Kerap Minta Bayar Tagihan Kacamata hingga Parfum ke Biro Umum Kementan

Syahrul Yasin Limpo saat menjabat Menteri Pertanian kerap meminta pegawai Kementan untuk membayar berbagai tagihan, termasuk untuk kacamata.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

11 jam lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

14 jam lalu

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan akan mundur setelah pengadilan meluncurkan penyelidikan korupsi terhadap istrinya.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

1 hari lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

2 hari lalu

Deretan Mobil Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung, dari Rolls Royce sampai Ferrari

Berikut sederet mobil Harvey Moeis yang telah disita Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

3 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

3 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

KPK Sita Aset Milik Bekas Bupati Labuhanbatu Erik Atrada Ritonga

3 hari lalu

KPK Sita Aset Milik Bekas Bupati Labuhanbatu Erik Atrada Ritonga

KPK menyita aset yang diduga milik bekas Bupati Labuhanbatu, Erik Atrada Ritonga, di Kota Medan

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

3 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

Bekas Bupati Muna Rusman Emba Divonis 3 Tahun Penjara Kasus Suap Dana PEN

4 hari lalu

Bekas Bupati Muna Rusman Emba Divonis 3 Tahun Penjara Kasus Suap Dana PEN

Bekas Bupati Muna, La Ode Muhammad Rusman Emba, divonis tiga tahun penjara dalam kasus suap dana PEN (pemulihan ekonomi nasional)

Baca Selengkapnya