Puisi yang Diam-diam Rindu di Malam Sureq

Reporter

Minggu, 1 Februari 2015 04:55 WIB

Sejumlah pemain mementaskan teater I La Galigo di Benteng Rotterdam Makassar, Sulsel, Kamis (21/4) malam. I La Galigo terinspirasi dari naskah Sureq Galigo TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO , Makassar:“Kadde’ na niak balianganna anjaya, naniak todong poteranganna tu matea, kusuro kio’ji anja beru ma’ labba.”—“(Seandainya akhirat bisa dibeli, dan orang mati bisa dikembalikan, akan kupanggil akhirat baru yang lebih luas)”, begitu petikan syair Bosi Timurung, yang dibacakan Arif Rahman, diiringi bunyi sengau kesok-kesok—alat musik gesek tradisional Sulawesi Selatan.

Bosi Timurung adalah puisi berbahasa Makassar yang secara harfiah berarti “hujan deras”. Bosi Timurung kerap dibawakan oleh orang Makassar saat ditinggal mati oleh orang terdekatnya. Menurut Arif, ini bentuk pengungkapan rindu dan duka mendalam kepada orang yang dikasihi. Biasanya, naskah Bosi Timurung tidak diiringi kesok-kesok, melainkan dibaca seperti melagukan ayat Al-Quran. “Tetapi kadang kala mereka bersenandung untuk melampiaskan rasa sedih.”

Sabtu malam lalu, 24 Januari 2015, Bosi Timurung diiringi kesok-kesok dalam acara Malam Sureq bertemakan “Ada yang Diam-diam Merindukanmu”, yang digelar di Kafe Baca Adhyaksa, Makassar. Ini pertama kali Arif tampil dan menghadiri Malam Puisi Makassar yang lebih dikenal dengan sebutan Malam Sureq itu.

Ada 30-an peserta yang menghadiri malam puisi bertajuk rindu tersebut. Acaranya terkesan lebih santai dari biasanya, selingan-selingan humor menjadi penghangat malam dingin itu. Tak hanya menghadirkan humor, puisi-puisi pun tak dibacakan secara monoton dan datar. Seperti Umar Wirahadikusuma alia Bombom kala membacakan karya Buya Hamka berjudul Siapa di Antara Kita yang Lebih Kejam dengan cara dramatisasi.
<!--more-->
“Demikianlah, pantang pisang berbuah dua kali/Kau mesti pulang kembali/biarkan saya dalam keadaan begini,” kata Bombom dengan suara lantang. Sebuah potongan percakapan Zainuddin dengan Hayati dalam adegan film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, yang justru membuat pendengar terkekeh karena celetukan Bombom. “Saya berusaha memilih puisi yang tidak mainstream saat tampil di Malam Sureq,” kata kepada Tempo.

Sabtu malam itu, peserta bergantian membacakan puisi. Pembaca serasa melepaskan kerinduannya terhadap sesuatu. Tema “Ada yang Diam-diam Merindukanmu” tampaknya bertolak belakang, karena justru menjadi ajang membahasakan kerinduan secara terang-terangan melalui puisi.

Misalnya, Andi Aisyah Rani M, mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen dan Informatika Komputer Dipanegara, yang membacakan puisi berjudul Tentang Perjalanan dan Rindu. Puisi ini mengenai seseorang yang terlintas saat dia dalam perjalanan menuju Kota Parepare. Tak hanya membaca satu puisi, Aisyah juga membaca karya peserta Malam Sureq, Azura Azalea, yang berjudul Ujung Kembara.

Para penggerak Malam Sureq juga tak mau ketinggalan mengungkapkan kerinduannya. Ibe S. Palogai menulis puisi kepada perempuan yang dia kagumi, merangkainya dalam bentuk Mitos Kotak-kotak. Adapun Faisal Oddang membaca puisi karangannya, Obituari Ingatan dan Perihal Perempuan-perempuan Penyeduh Kopi. Kemudian, Fuad Hasan sengaja menulis puisi Rindu yang Diam-diam.
<!--more-->
Peserta lain yang turut membahasakan kerinduannya melalui puisi adalah Fathul Rahman. Dokter yang kini bertugas di Kabupaten Enrekang ini mengaku Malam Sureq adalah sebuah pengingat untuk menulis puisi. Dia pun membacakan puisinya, Insomnia dan Hanya bila Kau Bertanya.

Kerinduan pada puisi juga dirasakan Syahrir Al-Ghifary, mahasiswa Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Ia mengaku sangat merindukan Malam Sureq ini. “Saya diam-diam dan benar-benar merindukan. Ini menghilangkan kepenatan saya saat menyusun tesis,” ujar penikmat sastra yang mengidolakan Joko Pinurbo itu. “Dia realistis dalam karyanya.”

Al-Fian Dippahatang, yang bertindak sebagai moderator, kembali memanggil Arif Rahman. Arif melanjutkan beberapa bait syair Bosi Timurung yang sempat terpenggal. “Nakana pole mangapai anre anjaya kutabattu nabuntuli barang nakana riak tekneku ri lino,” (Mengapa akhirat ini tidak juga datang menemuiku, semoga ada kedamaian untukku di dunia).

Arif membacakan puisi-puisi pendek yang ditulisnya dalam Twitter. Tentang Paganrang—pemain gendang—dan Narasi Basah, serta Rindu Tak Kan Purnama. “Jadi biarlah ini jadi rindu yang sabit, saja.”

REZKI ALVIONITASARI

Berita lain:

Artis DPR Dilarang Show: Nurul Tegas, Desy Ngeles

Politikus PDIP Tak Khawatir Prabowo 'Curi' Jokowi

Kalla Minta Smelter Freeport Dibangun di Papua




Berita terkait

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

1 menit lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

11 menit lalu

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

Imam Budi Hartono sudah memegang surat keputusan dari DPP PKS untuk maju Pilkada Depok 2024 dan berharap bisa berkoalisi dengan Golkar.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

12 menit lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

13 menit lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

13 menit lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

15 menit lalu

Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

Weekend ini bisa agendakan untuk melancong ke Wisata Karang Boma Cliff. Tempat ini cocok bagi para sunset seekers atau pencari matahari terbenam.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Takluk dari Kang / Seo, Indonesia vs Korea Selatan 1-1

18 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Takluk dari Kang / Seo, Indonesia vs Korea Selatan 1-1

Duel Indonesia vs Korea Selatan di Piala Thomas 2024 masih imbang 1-1.

Baca Selengkapnya

Antusiasme Masyarakat Meningkat di Hari Ketiga Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024

24 menit lalu

Antusiasme Masyarakat Meningkat di Hari Ketiga Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024

Tahun ini, Periklindo Electric Vehicle Show 2024 menyediakan booth khusus bagi pelaku akademisi.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

34 menit lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Profiil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

35 menit lalu

Profiil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

Panitia Pemilihan Rektor Unpad sudah menetapkan 14 bakal calon dari total 16 pendaftar. Profilnya beragam, mulai dari wakil dekan hingga dosen.

Baca Selengkapnya