FX Harsono sebagai Tokoh Seni Tempo 2013 kategori seni rupa untuk What We Have Here Perceived as Truth We Shall Encounter Some Day as Beauty. TEMPO/ Ijar Karim
TEMPO.CO, Jakarta - Pelukis kontemporer Indonesia FX Harsono meraih penghargaan Josep Balestier Award for the Freedom of Art 2015. Penghargaan diserahkan oleh Wagar dan Pendiri sekaligus Direktur Pameran, Art Satege Singapore, Lorenzo Rudolf. Penghargaan diterima FX Harsono di kediaman duta besar Amerika untuk Singapura, Kirk Wagar, di Singapura sepekan lalu.
FX Harsono menerima trofi, sertifikat dan uang sebesar US$5 ribu atau senilai lebih dari Rp 62 juta. Dalam surat elektronik yang diterima Tempo, FX Harsono menyisihkan enam nomine lain dari Asia Tenggara. Para seniman yang dinominasikan mendapat penghargaan kebebasan berekspresi dalam seni antara lain Aye Ko (Myanmar), Lee Wen (Singapura), Manit Sriwanichpoom (Thailand), Nadiah Bamadhaj (Malaysia), Pablo Baen Santos (Philippina) and Svay Sareth (Cambodia).
The Joseph Balestier Award for the Freedom of Art merupakan penghargaan untuk seniman atau kurator kawasan Asia Tenggara yang mempunyai komitmen untuk kebebasan berkesenian, berekspresi dan kemerdekaan yang diekspresikan melalui karya mereka. Penghargaan ini diambil dari nama diplomat Amerika Serikat yang ditunjuk menjadi konsul pertama di Singapura pada 1836, yang juga kerabat dari pahlawan Amerika Paul Revere.
Wagar mengatakan FX Harsono telah memainkan peran penting dan seni kontemporer Indonesia selama 40 tahun ini. Menurutnya dia memimpin dan mengawali dengan karyanya untuk bebas berbicara dan menunjukkan nilai umum demokrasi, yang akan mempertajam budaya dan politik kini dan nanti di kawasan ASEAN. “Selamat atas keberanian dan itikadnya. Semoga hal ini diikuti oleh seniman lain di kawasan ini,” ujar Wagar.,
Rudolf pun mengatakan hal senada untuk mendorong seniman lain ikut berperan dalam masyarakat modern. Dia menyatakan para nomine ini telah mewujudkan nilai-nilai yang patut dicontoh dari penghargaan ini. Menurutnya seni kontemporer yang kuat melebihi sebuah dekorasi atau karya yang sempurna. “Ini adalah sikap seniman kontemporer, menjadi dan bertindak bebas.”
karya-karyanya dinilai cukup kritis untuk membentangkan keberpihakan pada demokrasi yang mengeksplorasi pengalaman etnik minoritas. Karyanya sering muncul dari pergulatan represi dan perasaan liyannya. Karyanya terpilih didasarkan pada totalitas aktivitasnya di bidang seni yang menguji realitas sosial di negaranya. Dia juga menjadi Tokoh Seni Kategori Seni Rupa Majalah Tempo pada 2013 lalu.
Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi
5 hari lalu
Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi
Atas pencapaian hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) 2022, dan mendapatkan nilai terbaik nasional dengan status kinerja tertinggi.