Film 40 Days in Europe Dirancang Jaya di Festival
Editor
Evieta Fadjar Pusporini
Selasa, 20 Januari 2015 13:10 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Sekelompok alumnus Institut Teknologi Bandung menggarap film Indonesia berjudul 40 Days in Europe. Judul itu sama dengan buku memoar tentang kisah sebuah grup angklung sekolah dalam lawatannya ke Eropa. Namun kisah di film yang sedang dimulai proses produksinya ini juga menyelipkan banyak cerita fiksi.
Salah seorang produser film tersebut, Adi Panuntun, mengatakan gagasan pembuatan film tersebut muncul pada 2009. Sarjana seni dari Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB ini mengatakan ketika itu ia sedang melanjutkan studi di Northumbria University, Newscastle, Inggris.
Saat mencari ide cerita film baru, ia disodori buku berjudul 40 Days in Europe oleh penulisnya yang sedang berada di Inggris. "Setelah saya baca, saya langsung rekomendasikan ke sutradara," ujarnya kepada Tempo, Senin, 19 Januari 2015.
Pendiri perusahaan Sembilan Matahari itu mengatakan pihaknya memerlukan waktu panjang untuk menyiapkan karya setelah membuat film Cin(t)a. Selain itu, Adi dan sejumlah orang yang terlibat dalam perencanaan pembuatan sinema itu sibuk dengan studi dan pekerjaan masing-masing. "Semuanya serba dicicil. Tahun ini baru bisa dimulai produksinya," kata Adi. (Baca: Yogyakarta Tuan Rumah Festival Film Disabilitas.)
Penggarap utama film ini berjumlah lima orang, semuanya alumnus ITB. Penulis buku 40 Days in Europe, Maulana M. Syuhada, yang dalam film ini menjadi penulis skenario, merupakan sarjana teknik industri. Sutradara Sony Budi Sasono adalah lulusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Kemudian Mohamad Achir merupakan sarjana hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran dan sarjana matematika dari ITB. Terakhir, Dini A. Murdeani adalah lulusan teknik lingkungan ITB.
Maluana mengaku kesulitan mengubah cerita dalam 550 halaman buku menjadi skenario film berdurasi sekitar dua jam. "Puluhan halaman (buku) diringkas untuk gambar semenit. Ini hal baru buat saya," ujarnya.
Master di bidang manajemen produksi dari Technische Universitet Hamburg, Jerman, tersebut juga mengatakan naskah buku dan cerita film tidak sepenuhnya sama. "Setting cerita enam puluh-tujuh puluh persen sama, tapi enam puluh persen kisah fiksi. Film itu rencananya ditayangkan di bioskop pada awal 2016."
ANWAR SISWADI
Berita Terpopuler
Ciuman di Playboy, Rihanna Kagumi Leonardo
Gitaris Metal Berjilbab di Mata Pemain Band
Gadis Jelita Ini Tantang Ahok Sediakan Toilet Umum
Penyanyi Swedia Berfoto Kenakan Kondom di Betis