Konflik TIM, Suara Seniman Beragam

Reporter

Rabu, 14 Januari 2015 23:14 WIB

Para seniman membacakan petisi protes terhadap keberadaan Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Taman Ismail Marzuki (TIM) di TIM, Jakarta, 13 Januari 2015. TEMPO/M Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta - Selama lima hari, sejak 9 Januari lalu, seniman-seniman di Jakarta menggelar aksi di pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM). Mereka melakukan penolakan atas pendirian Unit Pengelola Teknis (UPT) Taman Ismail Marzuki, menggantikan Badan Pengelola Pusat Kesenian Jakarta TIM.


"Menolak dengan tegas pengaturan baru yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Ibukota Jakarta yang menempatkan PKJ TIM di bawah satu unit pelaksana teknis," ujar salah satu perwakilan seniman dalam Petisi Cikini 2015 yang ditanda tangani atas nama Seniman Jakarta.

Di hari kelima, Selasa, 13 Januari 2015, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mendatangi TIM untuk bertemu dengan seniman.

Dalam pertemuan ini, Djarot menyebutkan kekhawatiran seniman bahwa birokrasi dalam UPT dapat menghalangi kebebasan berkreasi, tak akan terjadi. "Silahkan kalau nanti ada persoalan birokrasi mengerdilkan seniman, tuntut saya," ujarnya.

Kalangan seniman sendiri mengeluarkan sura yang beragam tentang konflik ini.Bambang Prihadi, Pimpinan dari Lab Teater Ciputat, mengungkapkan, bahwa penolakan atas Unit Pengelola TIM sebenarnya merupakan akumulasi dari kekecewaan seniman atas masalah yang dibiarkan berlarut-larut di tempat ini sejak lama. Beberapa masalah di antaranya adalah koordinasi antara-lembaga dalam TIM yang tak berjalan baik, juga tingginya retribusi yan dibebankan pada seniman yang ingin menggunakan fasilitas gedung TIM.

Bambang juga merasa pesimis dengan pendirian UPT yang dikepalai seorang PNS. “Karena PNS yang ditempatkan kesini kan hanya demi kepentingan rotasi saja, tanpa melihat latar belakangnya,” ujarnya. Birokrasi, ujarnya, juga dikhawatirkan membuat kerja pengelola TIM nantinya akan tidak fleksibel.

Adapun pengamat teater Arie Batubara menyebutkan, bahwa sejak tujuh tahun lalu ia sebenarnya telah mengeluarkan wacana bahwa Badan Pengelola adalah lembaga yang 'haram'. Pasalnya, hibah yang diberikan oleh Pemerintah DKI Jakarta dan menjadi sumber dana operasional Badan Pengelola TIM, dalam aturannya tidak bisa diberikan secara terus menerus.

Hanya saja, ia menyangsikan UPT yang nantinya akan dipimpin oleh PNS golongan eselon 3, memiliki kapasitas untuk memimpin TIM. "Karena TIM adalah pusat kesenian ibukota negara dan bertaraf internasional," ujarnya.

Sementara itu Nungki Kusumastuti, menilai langkah pemerintah untuk membentuk UPT sebenarnya adalah suatu niat yang baik. "Saya percaya pemerintah nggak punya maksud apa-apa seperti menekan seniman atau segala macam. Tapi bahwa aset pemerintah ini harus dikelola dengan benar, itu memang betul," ujarnya.

Nungki menilai, dialog pada Selasa malam lalu belum cukup untuk mempertemukan persepsi antara Pemda dan sebagian kalangan seniman. "Sebaiknya dilakukan dialog sekali lagi untuk membahas hal-hal yang lebih mendetail," ujarnya.


RATNANING ASIH

Berita terkait

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

20 Februari 2020

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

Forum Seniman ragukan pernyataan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait tak akan mengkomersialisasi kawasan pusat kesenian itu usai revitalisasi TIM.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

1 Mei 2019

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

Serikat pekerja media dan industri kreatif atau Sindikasi mendorong ekosistem kerja yang berkeadilan di peringatan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

23 Oktober 2018

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

Seniman muda Bandung, Etza Meisyara, menyumbangkan seluruh hasil karyanya yang terjual di pameran tunggalnya di Prancis untukkorban gempa Palu.

Baca Selengkapnya

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

9 Oktober 2018

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

Sejumlah seniman di Yogyakarta punya cara sendiri untuk menyikapi kasus Ratna Sarumpaet dan berbagai kabar hoax yang beredar di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

7 Oktober 2018

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

Gitaris grup band punk Marjinal, Mike, bersama sejumlah aktivis dan seniman ikut memantau pertemuan IMF - World Bank di Bali.

Baca Selengkapnya

Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

26 Juli 2018

Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

Upaya cepat yang dilakukan Anies Baswedan menangani Kali Item mendapat respons beberapa pihak salah satunya seniman mural

Baca Selengkapnya

Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

11 Januari 2018

Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

Beberapa orang akan berpikir bahwa seorang seniman tidak akan mendapatkan pekerjaan dan tidak bisa bertahan. Simak pengalaman pelukis Naudal Abshar.

Baca Selengkapnya

Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

17 Oktober 2017

Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

Instalasi seni Teguh Ostenrik yang ketujuh, ditanam untuk mengembalikan keindahan laut Pulau Bangka

Baca Selengkapnya

Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

22 September 2017

Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

Malam ini, Teras Budaya Tempo menggelar kegiatan penggalangan dana bertajuk Simpati untuk sastrawan Hamsad Rangkuti.

Baca Selengkapnya

Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

21 Juli 2017

Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

Seniman Tisna Sanjaya memprotes Panitia Khusus Angket DPR soal KPK dengan melakukan performance art di samping Gedung Merdeka Bandung.

Baca Selengkapnya