Wisatawan di Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. TEMPO/Arie Basuki
TEMPO.CO, Banyuwangi: Organisasi pecinta lingkungan, Banyuwangi's Forum For Environmental Learning (BaFFEL), menggelar aksi menolak pertunjukan musik jazz di Pos Paltuding Gunung Ijen yang digelar pemerintah Banyuwangi, Sabtu, 8 November 2014.
Sambil bertelanjang dada, para aktivis BaFFEL tersebut membentangkan spanduk bertuliskan "Cagar Alam Ijen Kawasan Konservasi, Bukan Konser Musik." Spanduk itu mereka bentangkan di pinggir jalan masuk menuju kawasan Gunung Ijen, Sabtu siang.
Aksi tersebut berlangsung sekitar dua jam. Para aktivis membubarkan diri setelah rombongan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan musikus pengisi acara lewat di jalan utama itu.
Koordinator BaFFEL, Ari Restu, mengatakan mereka menyayangkan langkah bupati yang ngotot menggelar musik jazz di area konservasi. "Musik jazz bisa mengganggu kehidupan di hutan cagar alam Ijen," kata Ari. (Baca: JazzIjen Tetap Digelar Meski Tak Kantongi Izin)
Padahal Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA) telah melarang acara itu melalui surat No. S. 46/BBKSDA.JAT.2.2/2014 tertanggal 5 November 2014. Ari menyesalkan, surat larangan BBKSDA itu justru diabaikan oleh pemerintah Banyuwangi. "Pertunjukan jazz seharusnya bisa digelar di luar kawasan konservasi," ucap dia.
Pemerintah Banyuwangi sendiri tetap melangsungkan Jazz Ijen itu yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Ribuan orang hadir menonton acara yang diisi oleh trio musikus jazz era 80-an yakni Faris R.M., Dedy Dhukun, dan Imaniar itu. (Baca: Pertunjukan JazzIjen Tak Mendapat Izin BKSDA)
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menolak berkomentar terkait dengan tak adanya izin BBKSDA atas pertunjukan musik jazz tersebut. "Saya tak mau komentar, nanti yang tayang malah itu (tidak adanya izin)," katanya kepada wartawan.
Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah III Jember Sunandar Trigunajasa mengatakan tak mampu membubarkan acara itu karena khawatir menimbulkan keributan.
Pihaknya akan mengevaluasi bagaimana dampak pertunjukan jazz itu terhadap kehidupan satwa di kawasan konservasi. "Saya harap tahun depan Banyuwangi tak menggelar jazz di tempat ini lagi," katanya.