Migrasi Burung Pada Miniprint Biennale

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 29 Oktober 2014 20:00 WIB

Salah satu karya grafis pada pameran tunggal seni cetak grafis Moel Soenarko dengan tema Aku Dan Dunia di Galeri STDI, Bandung, Jawa Barat, Kamis (4/4). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ratusan karya miniprint dipamerkan dalam Jogja Miniprint Biennale di Bentara Budaya Yogyakarta, 27-30 Oktober. Pameran ini diselenggarakan TERAS Print Studio bekerja sama dengan pegrafis internasional. Salah satunya karya Syahrizal Pahlevi berjudul The Wader, berupa citraan burung pengelana berparuh panjang dan runcing, Kedidi (Pectoral Sandpiper) sedang mencari makan di pantai Cemara, Jambi.

Selain karya pegrafis asal Indonesia, karya yang tampil berasal dari banyak negara. Di antaranya Brazil, Prancis, Australia, Estonia, Jerman, Jepang, dan Chile. Ada empat proyek seni yang tampil dalam pameran itu. Satu di antaranya adalah The Flyway Print Exchange.

Proyek seni ini menampilkan 20 karya grafis ukuran 30x30. Pegrafis yang terlibat berasal dari sembilan negara, yakni Australia, USA, RRC, Jepang, India, Korea Selatan, Indonesia, Singapore dan Selandia Baru. “Semua pegrafis mengkoleksi 20 karya ini,” kata Syahrizal Pahlevi yang juga koordinator Jogja Miniprint Biennale di Bentara Budaya Yogyakarta, kemarin.

Pegrafis Kate Gorringe-Smith dari Australia mengkoordinasi proyek ini dengan mengajak pegrafis dari berbagai negara yang secara geografis wilayahnya menjadi lintasan migrasi burung pantai atau shorebirds dari Australia menuju Antartika dan kembali lagi ke Australia tiap tahun. “Proyek ini kampanye konservasi burung pantai yang populasinya kian menyusut akibat perubahan iklim dan pencemaran lingkungan,” kata Manajer TERAS Print Studio, Ria Novitri.

Sebelum menciptakan karya berjudul The Wader, Syahrizal meriset migrasi burung kedidi melalui internet. Ia menemukan artikel yang memuat foto burung kedidi yang sedang singgah di Pantai Cemara, Jambi.

Syahrizal juga berkunjung ke Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta untuk mencari kemungkinan mendapatkan burung Kedidi. Tapi Syahrial tak menemukannya. “Ini bagian mengeksplorasi imajinasi karya,” kata dia.

Panitia proyek The Flyway Print Exchange mengirim satu paket yang berisi 30 kertas cetak grafis untuk 20 pegrafis yang terlibat sejak enam bulan lalu. Kertas ini menyimbolkan bagaimana medium karya seni singgah dari satu negara ke negara lain dalam kegiatan pertukaran karya. Persinggahan karya ini seperti aktivitas burung yang bermigrasi dari satu negara ke negara lain.

Proyek ini melibatkan organisasi internasional yang bergerak dalam bidang konservasi burung, BirdLife. Sebagian karya pegrafis didonasikan untuk kepentingan konservasi burung yang makin berkurang jumlahnya.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

12 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

16 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

11 Desember 2023

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Pada 11 Desember 2004, musisi Harry Roesli tutup usia. Ia merupakan seorang pemain musik yang dijuluki Si Bengal dan pencipta lagu yang produktif.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya