Emma Watson di ajang UK premiere film "Noah" di Leicester Square, London (31/3). Emma memiliki empat catatan harian, satu untuk menulis mimpinya, sketsa gambar, dan untuk menulis di malam hari, dan yang keempat catatan yang berhubungan dengan pekerjaan. REUTERS/Paul Hackett
TEMPO.CO, Jakarta - Emma Watson dalam pidato pertamanya di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Sabtu lalu, 20 September 2014, langsung berkampanye. Aktris terkenal yang berperan sebagai Hermione Granger dalam film Harry Potter ini dalam kampanyenya menyuarakan isu penting tentang kesetaraan gender. (Baca: Watson ditunjuk menjadi duta perempuan pada 8 Juli 2014 lalu)
Watson menyampaikan kampanye HeForShe. Kampanye ini mengajak para pria berbicara untuk perempuan yang tertindas di mana-mana. ”Hadirin, pada kesempatan ini saya ingin menambahkan agenda resmi untuk Anda. Kesetaraan gender juga isu Anda,” ujar Watson di New York, Sabtu, 20 September 2014.
Watson menginginkan para lelaki melindungi hak-hak anak, saudara perempuan, dan para ibu mereka. Dia mengatakan ingin menjangkau dan mengajak semua pihak terlibat dalam isu kesetaraan gender ini. ”Karena saya ingin bantuan Anda, dan semua orang terlibat.”
Menurut perempuan lulusan Oxford dan Brown University ini, memutuskan menjadi seorang feminis bukanlah tanpa hambatan dan kesulitan. Dia dinilai agresif dan anti-laki-laki. Watson kemudian menceritakan pengalamannya. Saat usia 8 tahun, dia disebut bossy karena ingin menyutradarai sebuah pentas. Tentu saja hal ini membuatnya bingung. Keheranannya makin menjadi karena perkataan tersebut tidak muncul jika pentas itu disutradarai oleh anak laki-laki.
Pengalaman lain yang menurut dia tidak mencerminkan kesetaraan gender adalah ketika teman perempuannya dikeluarkan dari tim olahraga karena dianggap kurang berotot. Sedangkan grup laki-laki harus berjuang keras untuk mengekspresikan perasaannya.
Dalam kesempatan itu, Watson mengatakan bahwa dirinya ditunjuk menjadi duta untuk PBB sejak enam bulan lalu. Dia menyatakan harus menyuarakan feminisme dan risikonya, yakni memperjuangkan hak perempuan sering disamakan dengan pembenci laki-laki. Sebelum Watson, bintang Hollywood lain yang ditunjuk menjadi duta badan dunia ini adalah Angelina Jolie. Dia ditunjuk menjadi duta badan PBB untuk urusan pengungsi (UNHCR).