Calon Presiden Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP), Joko Widodo (kiri) dan Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) dalam sesi foto bersama seusai mendeklarasikan diri sebagai Capres dan Cawapres di Gedung Joeang 1945, Jakarta Pusat, Senin (19/5). Jokowi resmi menyatakan Jusuf Kalla sebagai pendampingnya untuk menghadapi Pilpres mendatang. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Perancang senior Poppy Dharsono mengkritik gaya berbusana dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yang saat deklarasi mengenakan pakaian serbaputih.
"Enggak fashionable gaya busana mereka," kata Poppy kepada Tempo di Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin, 19 Mei 2014.
Menurut Poppy, seseorang berkemeja putih bukan pertanda pemakainya beriktikad baik. "Mau bilang diplomasi mode juga enggak pas, wong gayanya monoton. Berkemeja panjang digulung atau pendek, tapi paduannya enggak oke, ya, enggak menarik," ujarnya.
Menurut dia, rakyat juga tidak peduli kalau kemeja putihnya dipadu padan dengan gaya yang keren dan fashionable. "Ini biasa, bukan sesuatu yang hebat atau luar biasa."
Lantas bagaimana dengan mantan suaminya, almarhum Moerdiono, yang kerap mengenakan kemeja putih? Itu lain lagi. Bagi perempuan 62 tahun ini, mantan Menteri Sekretaris Negara tersebut adalah pengecualian.
"Sejak dulu sudah sering memakai kemeja putih, tetapi gayanya asyik dan fashionable. Lihat saja cara Pak Moer berkemeja putih dibalut celana jins," katanya.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.