Manoj Punjabi, produser film, sekaligus pendiri Rumah Produksi MD Entertainment memberikan potongan tumpeng kepada Prof. DR. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden Republik Indonesia dalam syukuran film Habibie dan Ainun yang menyamai rekor penonton film-film box office di Gedung MD Entertainment, Jakarta (11/3). TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Jakarta - Pola film sekuel menjadi ciri khas sebuah film yang sukses disukai masyarakat. Namun, kesuksesan yang dicapai film Habibie-Ainun garapan sutradara Faozan Rizal ini tak membuat produsernya gatal untuk membuat sekuel.
"Bagi saya, Habibie-Ainun itu kisah epik. Kalau bicara epik dapat keuntungan sudah pasti. Tapi kalau untuk dibuat part II itu sudah maksa," ujar Manooj Punjabi, selaku produser eksekutif saat ditemui di kawasan Setiabudi, Selasa, 11 Maret 2014.
Hal yang terlalu dipaksakan nantinya akan menghasilkan sebuah karya yang tidak bagus. Terutama dalam film Habibie-Ainun, kisah yang dipaparkan memakan rentang waktu cukup lama, yaitu dari sejak Habibie dan Ainun remaja hingga akhirnya Ainun meninggal dunia. "Ibu Ainunnya sudah pergi, tidak mudah membuat, misalnya, versi flashback. Adegan sebelum bagian gula Jawa," kata Manooj lagi.
Manooj pun lebih memilih selesai dengan proyek film Habibie-Ainun tanpa perlu lagi memikirkan perlu tidaknya dibuat versi lanjutan. "Buat saya hanya satu Habibie-Ainun. Seperti film Titanic, kan? Itu epik dan juga tidak dibuat versi 2-nya," kata dia.