TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara film Postcard From The Zoo, Edwin, sedang menggarap sebuah proyek. Dia sedang bereksperimen untuk membuat film dengan teknologi manual, seluloid. Padahal sekarang teknologi digital untuk film semakin mutakhir.
Senin, 3 Maret 2014, dia bersama dengan sekelompok sutradara muda melakukan workshop dengan seluloid ini. Mereka mencoba merekam dan mengolah gambar yang direkam dengan seluloid. Rencananya, Edwin akan mengadakan lagi workshop serupa.
“Rencananya, akhir bulan ini akan ada lagi, sudah ada 14 orang bergabung,” ujar Edwin melalui pesan pendeknya kepada Tempo, hari ini.
Mereka mengerjakan workshop ini dengan memanfaatkan sumber daya seluloid dan teknologinya yang terdapat di Gedung Pusat Film Negara. “Sayang kalau tidak dimanfaatkan,” ujarnya.
Edwin tergerak untuk menggunakan seluloid karena merasa tertantang dan ingin mencari alternatif. Ketika teknologi digital makin mutakhir, dia merasa tak terlalu tertantang. Karena semua efek atau jika ada kesalahan dapat dengan mudah ditangani. Berbeda dengan seluloid, harus berhati-hati mengolahnya. “Semua bisa dibuat atau diedit dengan teknologi digital, tidak ada sensasinya lagi,” ujar salah satu juri Berlinale 2014 ini.
DIAN YULIASTUTI
Topik terhangat:
Ade Sara | Malaysia Airlines | Kasus Century | Jokowi | Anas Urbaningrum
Berita terkait:
Dua Sejoli Bunuh Ade Sara Demi Efek Jera?
Ayah Ade Sara Ingin Orang Tua Hafitd dan Assyifa Minta Maaf
Polisi: Tersangka Pembunuh Ade Sara Normal
Sebelum Bunuh Ade Sara, Hafidt dan Assyifa Pura-pura Ribut
Berita terkait
Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM
20 Februari 2020
Forum Seniman ragukan pernyataan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait tak akan mengkomersialisasi kawasan pusat kesenian itu usai revitalisasi TIM.
Baca SelengkapnyaHari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan
1 Mei 2019
Serikat pekerja media dan industri kreatif atau Sindikasi mendorong ekosistem kerja yang berkeadilan di peringatan Hari Buruh 1 Mei.
Baca SelengkapnyaHasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu
23 Oktober 2018
Seniman muda Bandung, Etza Meisyara, menyumbangkan seluruh hasil karyanya yang terjual di pameran tunggalnya di Prancis untukkorban gempa Palu.
Baca SelengkapnyaKasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis
9 Oktober 2018
Sejumlah seniman di Yogyakarta punya cara sendiri untuk menyikapi kasus Ratna Sarumpaet dan berbagai kabar hoax yang beredar di masyarakat.
Baca SelengkapnyaPertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal
7 Oktober 2018
Gitaris grup band punk Marjinal, Mike, bersama sejumlah aktivis dan seniman ikut memantau pertemuan IMF - World Bank di Bali.
Baca SelengkapnyaSeniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item
26 Juli 2018
Upaya cepat yang dilakukan Anies Baswedan menangani Kali Item mendapat respons beberapa pihak salah satunya seniman mural
Baca SelengkapnyaTidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar
11 Januari 2018
Beberapa orang akan berpikir bahwa seorang seniman tidak akan mendapatkan pekerjaan dan tidak bisa bertahan. Simak pengalaman pelukis Naudal Abshar.
Baca SelengkapnyaKarya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka
17 Oktober 2017
Instalasi seni Teguh Ostenrik yang ketujuh, ditanam untuk mengembalikan keindahan laut Pulau Bangka
Baca SelengkapnyaTeras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti
22 September 2017
Malam ini, Teras Budaya Tempo menggelar kegiatan penggalangan dana bertajuk Simpati untuk sastrawan Hamsad Rangkuti.
Baca SelengkapnyaPerformance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK
21 Juli 2017
Seniman Tisna Sanjaya memprotes Panitia Khusus Angket DPR soal KPK dengan melakukan performance art di samping Gedung Merdeka Bandung.
Baca Selengkapnya